Am I (Truly) a Leader?

Dalam suatu pertemuan bisnis, seorang atasan memerintahkan salah satu bawahannya membuatkan kopi baginya dan tamunya. Di dapur, si bawahan mengeluh pada rekannya. la merasa tersingsung di perintahkan seperti itu. Rekannya menjawab, “Lalu apa seharusnya si bos yang membuatkan kopi untuk kamu dan tamu itu Ya, begitulah yang normal, bukan? Seorang bawahan melayani atasannya, dan bukan sebahiknya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang harus dilayani oleh bawahannya, dan bukan sebaliknya ia yang melayani bawahannya.

Konsep dan aksi seorang pemimpin seperti di atas sering kita hihat dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah itu yang benar? Mari sama-sama mehihat apa yang Alkitab katakan tentang pemimpin. Dalam Alkitab perkataan ‘pemimpin’ jarang ditemukan. Alkitab versi King James mencatat bahwa hanya sekitar enam kali kata pemimpin muncul dalam Alkitab. Kata ‘pemimpin’ dalam bahasa Yunani diterjemahkan dari kata benda hodegos [pemimpin, penuntun, pembimbing), sedangkan dalam bentuk kata kerja dipakai kata hodegein (memimpin, menantun, membimbing). Dalam Perjanjian Baru kata “hodegos” dan “hodegein” dipakai secara bervariasi. Penulis Injil Yohanes menyatakan bahwa apabila Roh Kebenaran itu datang la memimpin (“hodegesei”) kamu ke dalamn seluruh kebenaran (Yoh. 16.13). Dari pemakaian ini nyata bahwa kata kerja memimpin, menuntun, membimbing memiliki beberapa arti antara lain: menunjukkan jalan terutama berjalan di depan, menuntun, membimbing, mengambil langkah awal, mempengaruhi orang dengan pandangan dan tindakan, memprakasai, bertindak lebih dahulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau mendapat, dan menggerakkan orang lain dengan pengaruhnya.

Menariknya, terminologi yang sering digunakan oleh Alkitab ketika memggambarkan tentang pemimpin justru adalah “pelayan” atau “hamba”. Allah tidak menyebut, Musa, pemimpin-Ku tetapi Musa, hamba-Ku, Meskipun kedua kata ini sulit dibedakan dalam pengunaannya, Alkitab memakai kata Yunani “doulos” dan “diakonos” yang diterjemahkan sebagai hamba. David Bennett dalam bukunya Leadership Images from The New Testament menulis bahwa “doulos” mengacu kepada seseorang yang berada di bawah otoritas orang lain, sedangkan “diakonos” lebih menekankan kerendahan hati untuk melayani orang lain. Selain kedua kata ini, ada kata Yunani lain yang juga sering dipakai Alkitab untuk menggambarkan hamba, yaitu “huperetes” yang menunjuk secara literal kepada orang-orang yang mendayung di level bagian bawah dari kapal perang Yunani kuno yang memiliki tiga tingkat. Merela biasanya ditempatkan di bagian bawah kapal sehingga tidak nampak dari luar. Meskipun “huperetes” berperan sebagai pendayung kapal, tetap saja arah perjalanan sebuah kapal ditentukan oleh sang nakhoda. Ke mana pun nakhoda memerintahkan kapal untuk pergi, “huperetes” harus mematuhinya. Ketika kapal tersebut memenangkan sebuah pertempuran, tentunya yang mendapatkan pujian bukanlah para pendayung kapal, melainkan sang nakhoda.

Paulus dalam I Korintus 4:1, sengaja memakai kata “huperetes” untuk menggambarkan dirinya. la ingin menunjukkan bahwa pelayanannya adalah ekspresi dari ketaatannya kepada kehendak Kristus, Sang nakhoda. Ketika pelayanan Paulus berhasil, bukan Paulus yang membusungkan dada, melankan Kristus yang dimuliakan. Ketika Paulus memenangkan iwa, bukan diri Paulus yang dipuji-puji, melainkan Kristus, nakhoda, yang diagungkan. Melihat ketiga terminologi di atas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa konsep pemimpin di dalam Alkitab adalah hamba. Atau dengan kata lain, pemimpin adalah hamba yang dengan rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan penderitaan karena pelayanannya terhadap orang lain. Oswald Sanders menuliskan bahwa “True greatness, true leadership, is achieved not by reducing men to one’s service but in giving oneself in selfless service to them.” Kiranya kita dapat menjadi hamba-hamba yang memuliakan Sang Tuan melalui tugas kepemimpinan yang dipercayakan-Nya kepada kita. Soli Deo Gloria.

BAGIKAN: