Kamp Tahunan Alumni XII

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]

 

“KTA tidak pernah membuat kami bosan, tapi memperdalam keinginan dan kesadaran kami akan pentingnya persekutuan Kristen. Pertemuan dengan teman-teman alumni menjadi pengalaman untuk menyaksikan cinta kasih dan pemeliharaan Tuhan bagi persekutuan mahasiswa dan alumni. Melihat bagaimana teman-teman yang dulu aktif melayani dan bersekutu, sekarang sudah menjadi keluarga alumni yang tetap memiliki kehausan untuk menikmati firman dan persekutuan. Acara anak-anak yang mendidik, sesi firman dan sharing pengalaman alumni, free time untuk alumni mengobrol secara informal, membuat KTA menjadi momen retret yang baik secara rohani maupun jasmani. Pertemuan dengan alumni muda, madya, dan senior memperkaya interaksi antara alumni sekaligus memotivasi saya dan suami untuk makin sungguh-sungguh serupa dengan-Nya. Sekolah minggu merupakan momen yang sangat menggembirakan untuk anak-anak, mereka dapat bebas bergerak, bermain, belajar mandiri, berbagi, dan yang paling penting menikmati Tuhan melalui cerita dan puji-pujian. Kiranya melalui KTA, setiap tahun semakin banyak alumni yang dikuatkan untuk tetap hidup dalam Tuhan dan menjadi berkat.” – Restaria Hutabarat (FH UI 2000)

“Melalui khotbah pembicara dan sharing alumni di KTA XII, saya sungguh melihat bahwa kesetiaan mengikut Tuhan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Namun, hanya itu satu-satunya cara untuk bisa menikmati sukacita sejati ketika menjadi seorang alumni. Salah satu pesan yang masih teringat adalah perkataan Pdt. Rahmiati Tanudjaja di sesi II: “Kalau mau ikut Tuhan, ikutlah dengan serius. Kalau ngga mau ikut, Tuhan juga bisa pakai orang lain”. More Like The Master bukan hanya tema KTA, namun itulah jati diri dari mereka yang menyebut dirinya, murid.” – Erns Saptenno (STAN 2004)

“Kami (saya dan keluarga) sangat senang karena dapat mengikuti KTA XII. Di acara tahun ini, kami mendapatkan ‘makanan’ yang berbeda dari tahun sebelumnya. Kami diingatkan tentang kecenderungan manusia untuk lebih mencari kepuasan diri sendiri daripada melayani Tuhan. Seolah-olah kita cari Tuhan, padahal cari kepuasan diri sendiri. Tiap tahun KTA selalu menjadi kerinduan kami sekeluarga. Terlebih lagi anak-anak. Mereka senang mendapat teman baru dan Firman Tuhan di KTA. Kami juga senang dapat bertemu dan berbagi dengan wajah-wajah baru dan ‘pemain lama’. Pesan: jangan sampai tidak ikut KTA, anda rugi dunia dan akhirat.” – Mannix Damanik (FT UKI 1993)

BAGIKAN: