Tuhan Melawat Umat-Nya

“Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya . . .” (Lukas 1:67)

Lawatan Presiden AS, George W. Bush ke Bogor pada tahun 2006 yang lalu telah menarik perhatian berbagai pihak. Mulai dari pemerintah sampai kepada rakyat biasa, dari mereka yang sangat menolak maupun mereka yang welcome, semuanya seolah-olah terbangun untuk ikut memberikan tanggapan atas kunjungan pemimpin AS tersebut. Pengamanan ekstra ketat dipersiapkan untuk sebuah kunjungan yang hanya lebih kurang 6 jam tersebut, bahkan melebihi pengamanan Konferensi APEC di Bogor pada tahun 1994 yang dihadiri 21 kepala negara. Kerugian material pun ditaksir mencapai milyaran rupiah, akibat penutupan toko-toko di Bogor, penutupan atau pengalihan jalur transportasi, dan terganggunya kehidupan ekonomi masyarakat selama persiapan dan kunjungan presiden AS tersebut. Kurang lebih dua ribu tahun yang lalu, setelah Zakaria terbebas dari kebisuan-nya, Roh Kudus menguasainya sehingga ia bernubuat dan memuji Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan bagi mereka (baca Lukas 1:67-80). Zakaria bernubuat tentang Yesus Kristus yang merupakan penggenapan janji Allah (Lukas 1:68-75) dan tentang anaknya Yohanes Pembaptis yang menjadi akan berjalan mendahului, mempersiapkan jalan bagi Yesus (Lukas 1:76-79). Ada dua alasan penting yang dapat kita pelajari, tentang mengapa lawatan tersebut begitu penting dan membawa pujian bagi Allah.

Pertama, lawatan yang menggenapkan.

Nubuat Zakaria ini dikenal juga dengan nama Benedictus (kata Latin untuk ”Praise Be” atau ”Terpujilah” – diambil dari kata yang mengawali nubuat ini). Hal ini mirip dengan nyanyian pujian Maria (magnificat) dalam Lukas 1:46-55, yang di dalamnya menyatakan pengharapan Israel kepada Allah dan janji-janji-Nya sebagaimana yang dinyatakan di dalam Perjanjian Lama. Janji Allah kepada Abraham (Lukas 1:73) bahwa melalui keturunannya semua bangsa di muka bumi akan mendapatkan berkat (Kejadian 22:16-18; 26:3). Zakaria menegaskan bahwa masa yang dinantikan oleh semua orang Israel telah tiba. Apa yang dijanjikan oleh nabi-nabi mengenai tunas Daud kini telah hampir tiba. Zakaria menegaskan bila yang dijanjikan itu datang, maka umat Allah akan beroleh pembebasan yang sejati di mana mereka akan secara bebas beribadah kepada Allah. Lawatan-Nya adalah lawatan yang telah lama dinantikan. Allah setia dalam janji-janji-Nya kepada umat-Nya.

Kedua, lawatan yang menyelamatkan.

Kedatangan Yesus, sang Mesias yang dijanjikan ini membawa kelepasan bagi umat-Nya. Allah memberikan kepada umat-Nya, penyelamat yang perkasa (Lukas 1:69). Keselamatan yang dijanjikan, bukan hanya keselamatan dari penguasa yang menindas mereka secara politik, namun lebih daripada itu keselamatan yang berdasarkan pengampunan atas dosa-dosa mereka (Lukas 1:77). Sebagaimana yang dinyatakan di dalam Alkitab, bahwa kedatangan Yesus Kristus adalah untuk membebaskan umat-Nya dari dosa mereka (Lihat juga Mat. 1:21, 1Pet. 3:18, 1Yoh. 3:5). Keselamatan dalam Kristus memberikan kepada kita jaminan yang pasti akan perubahan dan pengharapan yang berdampak kekal. Lawatan ilahi ini, sungguh jauh berbeda dengan lawatan para pemimpin dunia yang dianggap penting. Lawatan ini terkesan sangat sederhana, tanpa banyak persiapan, namun telah mengubah dunia. Menghayati akan lawatan Allah yang menggenapkan dan menyelamatkan tersebut, telah membawa Zakaria menaikkan pujian kepada Allah. Zakaria memuji Allah yang setia, Allah yang telah menggenapi janji-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Setiap kali merayakan Natal, kita kembali mengingat bahwa kita pun menyembah dan memuji Allah sama dengan Zakaria. Ia adalah Allah yang menggenapi janji-Nya kepada kita. Ia adalah Allah yang menyelamatkan kita. Kesetiaan-Nya di masa lampau seharusnya menolong kita untuk menatap masa depan dengan keyakinan bahwa Allah akan terus menyertai kita. Kesetiaan-Nya tetap berlaku dan tidak berubah sampai selama-lamanya. Oleh karena itu, marilah kita juga berhenti sejenak, merenungkan akan lawatan ilahi yang mulia ini. Tuhan Memberkati.

BAGIKAN: