Bijak Mengelola Waktu dan Uang

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” – Mazmur 90:12

Bekerja dan tinggal di Jakarta dan sekitarnya memiliki tantangan tersendiri. Jarak tempuh dari tempat tinggal ke kantor terkadang menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Selain itu, sebagian besar kita habiskan waktu di pekerjaan. Sehingga waktu yang tersisa terasa hanya cukup untuk kebutuhan diri sendiri. Demikian juga, ketika memutuskan alokasi pendapatan, Kadang muncul dilema, di satu sisi ada kewajiban perpuluhan yang harus dipenuhi, di sisi lain ada kebutuhan dan kekhawatiran akan masa depan yang membuat kita menyisihkan porsi pendapatan lebih besar untuk kebutuhan diri dan investasi

Di tengah berbagai pandangan yang ada, bagaimanakah pandangan Alkitab mengenai pengelolaan waktu dan uang yang Tuhan percayakan?

Time

Di dalam Alkitab, kita lebih mengenal istilah The Wholeness of Life, dibanding Life Balance. The Wholeness of Life berbicara tentang keutuhan hidup manusia (tubuh, jiwa, roh) yang ditebus dan dipersembahkan kepada Kristus. Berbicara tentang waktu (time) maka mengacu pada waktu hidup (life). Waktu merupakan resource yang terbatas dan paling berharga dalam hidup manusia, karena waktu hidup tidak berulang. Namun, manusia sering tidak sadar bahwa setiap hari mereka melakukan trade off waktu yang dimiliki dengan setiap keputusan aktivitas yang dibuat.

Rasul Paulus menasihati agar orang Kristen yang sudah ditebus Kristus, hidup dengan cara menebus waktu (redeeming the time) yaitu memanfaatkan setiap kesempatan/ peluang (seperti pengusaha cerdik] dalam melakukan kehendak Allah (membangun Kerajaan Allah), bukan menghamburkan waktu dengan memuaskan kehendak diri (bertindak seperti orang bodoh /bebal).

Di dalam setiap keputusan alokasi waktu yang kita buat, kita bisa berpartisipasi memajukan Kerajaan Allah dalam setiap aspek hidup kita, dengan cara:

  • Investasi hidup dalam membangun relasi di keluarga, agar tiap anggota keluanga mengenal dan bertumbuh serupa Kristus.
  • Investasi hidup dalam membangun relasi di kantor, agar tiap orang melihat Kristus dalam hidupmu, cara kerjamu, prinsip hidupmu, caramu memperlakukan rekan kerja, atasan dan bawahan.
  • lnvestasi hidup sebagai arggota tubuh Kristus, melalui talentamu melayani, agar tiap jemaat menjadi murid Kristus yang bertumbuh.
  • Investasi hidup dalam pembaharuan masyarakat melalui komunitas yang bersama-sama membangun kota (sebagai pendoa, volunteer, donatur, konsultan, dan lain-lain)

Manager, Bukan Pemilik

Mazmur 24:1, “TUHANLah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” Alkitab mengajarkan beberapa prinsip penting mengenai uang maupun segala milik kepunyaan Allah, yaitu:

  • Prinsip Kepemilikan

TUHAN adalah Pemilik segala sesuatu, kita hanya Penatalayanan (manajer atau administrator) yang bertindak atas nama-Nya. Penghasilan (uang) yang didapatkan melalui bekerja, bukan berarti itu milikku atas usahaku. Penghasilan [uang) tersebut tetap milik Allah yang Dia percayakan untuk kita kelola dengan balk.

  • Prinsip Tanggungjawab

Sebagai manajer, kita tidak punya hak untuk menggunakan uang (milik kepunyaan-Nya) sesuka keinginan hati, tetapi kita harus mengelolanya sesuai dengan tujuan dan keinginan Sang Pemilik. Uang yang Tuhan percayakan, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga, tetapi Allah juga ingin kita berpartisipasi membangun Kerajaan Allah melaluinya

  • Prinsip Akuntabilitas

Suatu hari, kita masing-masing akan dipanggil untuk memberi pertanggungjawaban tentang bagaimana kita mengelola atau mengalokasikan apa yang dipercayakan oleh Sang Pemilik kepada kita (Matius 25:14-30)

Kiranya ketika kita berjumpa dengan Kristus kedua kalinya, Dia menyebut kita sebagai hamba yang baik dan setia karena seluruh keutuhan hidup kita (the wholeness of our life) telah kita persembahkan demi membangun Kerajaan Allah untuk kemuliaan-Nya. Soli Deo Gloria.

BAGIKAN: