Semangat Dalam Kebangkitan-Nya

Kebanyakan dari kita menginkan akhir yang bahagia dari sebuah kisah yang kita baca atau tonton. Saya teringat akan kisah dari sebuah novel yang pernah saya baca. Novel itu mengisahkan tentang sesosok anak raja, Turin, yang mengalami masa kecil bahagia sampai hari penawanan ayahnya oleh musuh. Sejak saat itu ia banyak mengalami peristiwa sedih dan tragis. Berpisah dengan adik dan ibunya, kehilangan sahabat dan teman-temannya, menemukan bahwa adiknya telah membunuh dirinya sendiri, dibenci oleh sekelompok orang yang dipimpinnya, dan pada akhirnya Turin mengambil pedang dan menghujamkan pedang itu ke tubuhnya. Setelah kematian Turin, saya menebak bahwa ada kelanjutan lain dari kisah tersebut dan saya cukup kaget ketika saya menemukan kalimat terakhir dari kisah tersebut yang menceritakan tentang kematian dari ibu Turin, “…ia sudah pergi selamanya.” Selesai membaca novel tersebut saya berpikir bahwa saya telah menyia-nyiakan waktu dan uang saya untuk membaca novel tersebut. Tragis dan tidak berakhir dengan bahagia.

Kematian adalah akhir dari hidup manusia. Mungkin murid-murid Yesus juga merasa bahwa mereka telah sia-sia mengikuti Yesus, yang mengaku bahwa diri-Nya adalah Sang Mesias. Keluarga, pekerjaan, uang, dan waktu telah mereka korbankan untuk mengikuti pelayanan Yesus yang berakhir pada kematian-Nya. Alih-alih menyelamatkan Israel, justru malah Mesias tersebut di bunuh oleh sekelompok ahli agama atas tuduhan penghujatan nama Allah. Sepertinya wajar bagi murid-murid untuk kembali ke pekerjaan dan kehidupan mereka di masa lalu. Pasalnya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan Yesus, jika mereka berpikir bahwa Yesus hanya manusia biasa yang tidak akan selamat dari kematian. Seolah-olah mereka telah tertipu oleh harapan mereka bahwa Israel akan diselamatkan. Memang itu semua adalah kisah sedih dari Yesus dan murid-murid-Nya tetapi, kisah itu tidak berakhir dengan kesedihan. Sebab pada hari ketiga murid-murid-Nya menemukan bahwa kubur yang digunakan untuk menguburkan Yesus telah kosong. Yesus bangkit dari kematian.

Kebangkitan Kristus membawa dampak yang sangat mendalam bagi murid-murid dan pelayanan perkabaran Injil sampai pada masa kini. Minimal ada tiga keyakinan yang diteguhkan oleh kebangkitan Yesus.

Keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat

Beberapa bulan setelah kebangkitan Yesus, Petrus berbicara kepada imam-imam yang membunuh Yesus kalau Allah telah membangkitkan Yesus dan menyimpulkan bahwa “… keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12)

Upah dosa adalah maut dan inilah akhir dari setiap manusia berdosa. Manusia mungkin bisa memperpanjang hidup mereka di dunia dengan perkembangan ilmu kesehatan yang ada saat ini. Namun, manusia belum berhasil menemukan cara yang dapat menyelamatkan mereka dari kematian. Jika Yesus tidak bangkit maka kematian Yesus hanya akan menjadi bukti bahwa tidak ada yang mampu menyelamatkan manusia dari penghukuman Allah karena dosa, juga manusia masih berada di bawah kuasa maut. Bagaimana kita dapat dibenarkan oleh anugerah dari Kristus jika Kristus sendiri tidak bangkit dan berakhir sebagai orang yang bersalah? Yesus yang mati tidak mungkin sanggup menyelamatkan manusia. Namun, kebangkitan Kristus menjadi bukti bahwa Yesus adalah Juruselamat dan sanggup menyelamatkan manusia dari maut. Oleh sebab itu di dalam Kristus, manusia dapat berkata tidak terhadap dosa karena telah dilepaskan dari kuasa dosa. Kebangkitan Yesus juga membawa manusia kepada keyakinan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian. Tidak ada manusia yang dapat bangkit dari kematian meskipun orang-orang yang mengasihinya merindukan hal itu dapat terjadi. Jikalau Yesus bukan Tuhan, Dia tidak akan sanggup melawan kematian.

Keyakinan bahwa Yesus menyertai kita sampai akhir zaman

Matius 28:20 mengatakan “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Kita mengenal ini sebagai bagian dari amanat agung dan di dalam amanat tersebut Yesus berjanji akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Bagaimana Yesus dapat menyertai murid-murid-Nya, jika Dia sendiri masih diam di dalam kubur? Kebangkitan Kristus membuat kita yakin bahwa Yesus menyertai kita. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus terangkat ke surga dan turunlah Roh kudus yang telah ditunggu-tunggu oleh para murid. Roh Kudus berdiam di dalam hati para murid dan menyertai mereka di setiap langkah pelayanan mereka. Kubur Yesus kosong agar hati para murid dapat terisi.

Keyakinan bahwa jerih lelah di dalam Yesus tidak akan sia-sia

Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:32, “Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”. Sejak zaman para rasul sampai zaman sekarang, sudah tidak terbilang jumlah mereka yang berkorban untuk pekabaran Injil. Mereka mengorbankan harta, keluarga, bahkan nyawa mereka untuk memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Jika Kristus tidak bangkit maka sia-sialah Paulus dan para murid menyerahkan nyawa mereka sebagai martir. Mereka akan menjadi orang yang paling malang dalam mengikuti semua keyakinan. Mereka tahu kalau syarat untuk menjadi murid Yesus adalah melepaskan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, bahkan nyawa mereka di dunia ini. Kalau Yesus tidak bangkit maka para murid hanyalah orang-orang yang hidup dalam penderitaan dan mati karena penderitaan. Lebih baik mereka menikmati kesenangan-kesenangan duniawi karena setelah kematian tidak ada lagi kehidupan. Akan tetapi, kebangkitan Yesus membuktikan bahwa hidup para murid tidak akan berakhir dengan kematian.

Semangat Dalam Kebangkitan-Nya

Dari keyakinan-keyakinan tersebut kita dapat belajar mengaplikasikan beberapa hal di dalam kehidupan kita.

Semangat Meninggalkan Dosa
Pertama, kita dapat dengan teguh meletakan pengharapan kita kepada Kristus. Yesus adalah satu-satunya juruselamat yang telah terbukti sanggup menyelamatkan manusia. Dunia ini banyak menawarkan penyelamat hidup bagi manusia. Kekayaan, seks, kekuasaan, dan hiburan mengiklankan janji bahwa kita dapat keluar dari setiap masalah hidup kita serta dimampukan mencapai kebahagiaan maksimal. Kita berpikir bahwa dengan memiliki penyelamat-penyelamat dari dunia ini, kita akan menyelesaikan pergumulan yang ada. Akhirnya, kita menyerahkan diri kepada berbagai hawa nafsu ini. Namun, janji yang diberikan nyatanya tidak pernah kita nikmati, justru kita menemukan diri kita semakin terpuruk di dalam masalah. Kematian dan kebangkitan Kristus yang melepaskan manusia dari belenggu dosa membuat kita bisa dengan yakin menyerahkan pergumulan-pergumulan kita kepada Yesus. Oleh karena itu, kita harus menjauhkan diri dari hawa nafsu, meninggalkan dosa, dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Yesus.

Semangat Bersaksi
Kedua, kita harus semakin giat dalam melayani Tuhan, baik itu di sekolah, kampus, ataupun kantor. Kita adalah saksi Kristus dan kita tidak bersaksi sendiri karena Roh Kudus ada di dalam hati kita. Michael Licona, peneliti yang membuktikan kebenaran peristiwa kebangkitan Yesus, berkali-kali mengatakan di dalam seminarnya bahwa, “Christianity is true because Jesus is risen from the dead.” Jikalau Yesus tidak bangkit, maka kesaksian kita akan Kekristenan tidak memiliki dasar yang kuat. Oleh karena itu, sejak Roh Kudus berdiam di hati kita, kita dapat bernyanyi dengan yakin, “You ask me how I know He lives, He lives within my heart.”

Semangat Berkorban
Terakhir, kita bisa dengan rela melepaskan hati kita dari segala ikatan-ikatan kepemilikan akan dunia ini. Kebangkitan Yesus meneguhkan bahwa kita hanyalah pendatang di dalam dunia ini. Sebab dunia ini bukanlah rumah kita. Kristus telah menyediakan sebuah tempat tinggal di dalam kekekalan nanti. Semua yang ada di dalam dunia ini adalah fana. Akan tetapi, Yesus memberikan kepada kita harta sorgawi yang tidak dapat dibandingkan dengan harta di dunia ini. Untuk apa mengumpulkan begitu banyak harta di dunia ini jika kita mengetahui kalau harta ini suatu hari akan lenyap? Apalagi kita yakin bahwa kita telah memiliki harta yang tidak akan habis di makan ngengat dan karat dalam kekekalan nanti. Kita dapat lebih siap menderita serta berkorban bagi Tuhan karena kita tahu bahwa akan ada waktunya di mana kita akan menikmati kebahagian bersama Kristus setelah kebangkitan kita. Bahkan kematian pun tidak akan lagi menakutkan bagi kita. Bagi mereka yang di luar Kristus, kematian adalah akhir dari hidup mereka. Sebaliknya, bagi kita yang ada di dalam Kristus, kematian adalah awal dari hidup kita.

“O death, where is your victory? O death, where is your sting?” 1 Corinthians 15:55-57 (NIV)

BAGIKAN: