Pembaharuan Dari Dalam Ke Luar

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2)

Reformasi

Reformasi secara sederhana mempunyai arti: pembentukan baru, perbaikan, penyusunan kembali. Sejak Indonesia memasuki era reformasi pada tahun 1998, harus diakui bahwa perjalanan reformasi  ini masih tersendat-sendat. Masih begitu banyak harapan yang belum terwujud di bangsa ini. Perjalanan bangsa kita menuju kedewasaan, sudah melewati berbagai macam pesta demokrasi yang menghasilkan aneka ragam pemimpin dengan gaya kepemimpinanya masing-masing.

Pengamat politik Sunny Tanuwidjaja pernah menyatakan, “Meski secara struktur dan perangkat kelembagaan ada banyak kemajuan yang mendorong demokratisasi, masih banyak sekali praktik dan fakta di lapangan seperti korupsi, politik uang, dan lainnya yang justru bertentangan dengan kemajuan-kemajuan yang ada dan bahkan mendorong pelemahan sistem demokrasi saat ini. Politik yang sering kali lebih didominasi oleh keinginan berkuasa semata dan kekuatan uang membuat kita bertanya, apakah demokrasi kita sudah berada di jalan yang benar. Berbagai kemunduran dan tersendatnya proses demokratisasi yang ada setelah lebih dari sepuluh tahun bereformasi mulai memunculkan kesadaran tentang pentingnya peran aktor-aktor dalam sistem yang ada. Tanpa munculnya aktor-aktor yang teruji bersih dari kepentingan pribadi dan kelompok dan punya ketegasan di tampuk kepemimpinan politik sulit rasanya berharap banyak pada proses politik dan demokratisasi yang ada.”  (Kompas.com, 25 September 2012)

Itulah sebabnya, Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2012 memberikan sedikit titik terang dan optimis dalam proses reformasi bangsa ini. Dengan tingkat partisipasi di kisaran 65 persen, masyarakat di DKI Jakarta menyatakan bahwa mereka menghendaki perubahan, menghendaki pemimpin yang akan membawa perubahan. Sunny Tanuwidja bahkan menyatakan bahwa kemenangan pasangan Jokowi-Ahok dalam pilkada sudah memulai suatu gelombang perubahan. Selanjutnya Sunny menyatakan, “Jika kemenangan itu diikuti keberhasilan memimpin Ibu Kota, 20 September 2012 akan diingat sebagai titik awal Reformasi jilid II dan bukan tidak mungkin hari itu akan diingat dalam lembar sejarah Indonesia sebagai hari yang sejajar dengan berdirinya Budi Utomo tahun 1908, deklarasi Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, dan Reformasi tahun 1998.”

Dalam – Luar

Memang benar, proses reformasi masih terus berjalan. Reformasi yang hanya terjadi pada kulit luarnya saja menunjukkan tidak adanya kesungguhan dari dalam untuk melakukan reformasi yang sesungguhnya. Reformasi “luar-dalam”, bukanlah reformasi yang diidam-idamkan masyarakat. Kita mendambakan reformasi “dalam-luar”, suatu pembaharuan yang dimulai dari dalam diri yang memberi dampak sampai pada tindakan luar.

Di dalam Roma 12:1-2, Rasul Paulus mengungkapkan persembahan tubuh kepada Allah yang didasarkan pada kemurahan Allah yang telah menyelamatkan (lihat Roma 1-11). Selanjutnya, Paulus mengacu kepada pembaharuan yang terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Bagi Rasul Paulus kehidupan iman juga membutuhkan reformasi. Karena itulah, Rasul Paulus dalam suratnya menyerukan reformasi yaitu perubahan atau pembaharuan budi agar kita tahu “membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Walaupun Paulus tidak menyebutkan bagaimana pembaharuan budi ini terjadi, tetapi melalui tulisannya yang lain kita dapat menyimpulkan bahwa pembaharuan tersebut adalah perpaduan antara karya Roh Kudus (lihat 1Kor. 2:14-16; Ef. 4:20-24) dan Firman Allah (Ef. 6:17; Kis. 20:32).

Pembaharuan ini terjadi di dalam, bukan mengikuti teladan dunia ini, tetapi sungguh pembaharuan yang berasal dari karya Roh Kudus di dalam diri orang percaya yang membawa manusia mengerti dan menerima anugerah keselamatan dari Allah. Inilah transformasi kehidupan Kristen, suatu pembaharuan melalui Firman Allah dan Roh Kudus; sehingga dapat mengerti dan melakukan kehendak Alllah, yang kemudian secara bertambah, terus men-transformasi kehidupannya.

Dalam sejarah gereja pun, kita melihat adanya gerakan reformasi. Pada awal abad ke-16 tampak jelas bahwa gereja berada dalam suatu keadaan yang sangat membutuhkan pembaharuan. Tampak bahwa darah kehidupan gereja seolah-olah telah berhenti mengalir melalui pembuluh-pembuluhnya. Tata gereja yang resmi, birokrasi kegerejaan, dan moral para rohaniawan yang sering tampak lemah merupakan sumber skandal bagi jemaat mereka. Praktek KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) dalam gereja merupakan hal yang lazim pada masa itu. Jeritan untuk “pembaharuan yang menyeluruh” merangkum segala ketidak-beresan yang terjadi di dalam gereja pada waktu itu. Pelopor Reformasi adalah Marthin Luther. Ia bersedia berdiri sendiri melawan kekuasaan gereja Roma. Gerakan refomasi ini kemudian terus dilanjutkan oleh orang-orang seperti Johannes Calvin, Zwingli, dan lain-lain.

Reformasi yang muncul pertama kali di Eropa bagian Utara berhubungan erat dengan gerakan Renaissance yang berkembang di Eropa bagian Selatan. Renaissance dan Reformasi ini, berhubungan dengan masalah-masalah dasar yang sama, tetapi keduanya memberikan jawaban yang sangat bertentangan dan membawa hasil yang sangat berlawanan. Renaissance berpusat kepada manusia yang otonom (humanisme) sedangkan reformasi berpusat kepada pribadi Allah yang  tidak terbatas yang telah berbicara dalam Alkitab.

Reformasi yang sejati sekali lagi membuktikan bahwa hal tersebut lahir dari dalam, bukannya dari sistem yang baku yang ada di luar. Itulah sebabnya, kita mengenal semboyan reformasi yang sangat kental menyiratkan hal tersebut:

Sola Gratia, hanya berdasarkan anugerah saja. Prinsip ini menolak segala jasa manusia dalam keselamatan atau manusia dengan kelakuan yang baik dapat menggantikan sesuatu berkat dari Tuhan. Orang tidak perlu menambahkan sesuatu pada karya Kristus, tetapi hanya menerimanya.

Sola Fide, Fide dalam bahasa Latin artinya iman, artinya hanya berdasarkan iman kepercayaan saja manusia diterima oleh Tuhan dan dapat datang kepada Tuhan.

Sola Scriptura, hanya percaya kepada apa yang dikatakan oleh Alkitab yang adalah Firman Allah. Alkitab dan hanya Alkitab.

Reformasi dimulai oleh Allah sendiri, melalui Firman-Nya, di dalam diri setiap umat-Nya, dan kemudian memberi dampak di tengah kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Filosofi Pelayanan Perkantas

Bulan Oktober ini, kita kembali memperingati hari reformasi. Biarlah melalui momentum peringatan hari reformasi tanggal 31 Oktober,  kita semua –umat Kristen secara umum dan pelayanan Perkantas (Siswa, Mahasiswa, Alumni) secara khusus– kembali ditantang untuk terus memberitakan Injil dan berjuang untuk Indonesia Baru. Suatu Era Baru yang kita rindukan, yang ditandai dengan “Reformasi yang sejati” yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Reformasi yang terjadi dari dalam diri setiap orang yang bertemu dengan Injil Yesus Kristus, Sumber Pembaharuan yang Sejati.

Filosofi pelayanan Perkantas “Student Today Leader Tomorrow”, seharusnya terus mendorong kita untuk lebih sungguh-sungguh lagi melayani para siswa, mahasiswa dan alumni, agar dihasilkan pemimpin-pemimpin, yang memiliki hidup yang diperbaharui dan senantiasa bersandar kepada Kristus. Satunya “kata dan perbuatan” (integritas)  yang dinyatakan oleh umat Allah dalam hidup mereka sangatlah dibutuhkan di tengah bangsa yang “krisis teladan” ini. Dan hanya mereka yang telah mengalami pembaharuan hati di dalam diri yang dikerjakan oleh Roh Kudus-lah yang sanggup untuk menghasilkan teladan hidup di luar yang lahir dari kesungguhan bukan kepalsuan.

Mari kita terus berdoa dan berjuang agar pelayanan Perkantas dipakai Tuhan untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin. Kiranya kehadiran pelayanan Perkantas turut memberikan sumbangsih bagi proses reformasi bangsa ini, melalui hadirnya pemimpin-pemimpin yang hidupnya telah mengalami pembaharuan oleh karya Roh Kudus dan kemudian berjuang membawa pembaharuan di dalam keluarga, gereja, masyarakat, bangsa bahkan dunia bagi kemuliaan Allah.

BAGIKAN: