Kamp Pengutusan Siswa 2018

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]
[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Aku sangat bersyukur bisa mengikuti Kamp Pengutusan Siswa tahun ini. Bersyukur bisa menikmati setiap sesi dan ibadah, bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai sekolah, dan merasakan kebersamaan dengan teman-teman dan kakak-kakak yang hadir di KPu tahun ini. Dari momen tiga hari dua malam di KPu, ada banyak hal yang aku nikmati.

Ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita memiliki identitas baru, yaitu identitas sebagai anak-anak Tuhan yang memiliki iman, pengharapan, dan kasih. Dengan identitas yang kita miliki, kita diutus untuk membawa perubahan bagi Indonesia ke arah yang lebih baik. Di mana kita baru bisa berdampak dan membawa perubahan bagi negeri ini ketika kita sudah menyelesaikan dosa-dosa kita dan meninggalkan ke-aku-an.

Hidup sebagai anak-anak Tuhan artinya kita harus meneladani Dia. Dan dalam proses mengikut Dia, kita pasti akan mengalami penderitaan, penderitaan karena hidup bagi Kristus. Meski menderita, bukan berarti kita harus menyerah. Karena Allah sendiri yang akan menyertai dan memampukan kita untuk mengerjakan bagian kita bagi negeri ini.

Terus semangat mengerjakan apa yang menjadi bagian kita saat ini. Kiranya Tuhan selalu memberkati dan menyertai kita.

KPu 2018, Padamu Negeri Kami Bersaksi!”

– Syimei (SMAN 90 Jakarta)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Jadi ikut KPU membuka wawasan saya mulai dari dapet temen baru yang ngerti apologetika terus suka baca buku-buku rohani, dapet firman yang buat saya tambah mengerti sebenarnya mengikuti Yesus itu gimana. Lalu saya juga mengerti siapa yang memanggil saya untuk bersaksi di bangsa ini dan mengingatkan saya kembali untuk mengasihi dan berdoa bagi bangsa ini karena saya terlebih dahulu dikasihi oleh Allah. Dan mengingatkan saya untuk merendahkan diri di hadapan Allah dalam melakukan pekerjaan-Nya. Kalau dapet kesempatan untuk ikut KPU, jangan dilepas karena akan sungguh sangat menyesal.”

– Nathanael (SMAN 65 Jakarta)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]
BAGIKAN: