Tuhan, Ahli Rekayasa

“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” (Mazmur 139:14)

Ungkapan syukur pemazmur di atas juga menjadi seruan saya kepada Allah yang begitu dahsyat memimpin kehidupan saya dan yang dengan murah hati memberikan anugerah dan kesempatan yang begitu berharga untuk dapat melayani kaum intelektual, khususnya mahasiswa di Perkantas Jakarta. Dua tahun melayani sebagai staf mahasiswa telah dipakai Allah untuk membentuk saya semakin serupa dengan gambaran anak-Nya. Di balik suka dan duka yang saya alami, saya benar-benar melihat pimpinan Tuhan yang memanggil saya untuk menjadi hamba Tuhan full time, dan tuntunan-Nya sangat nyata saya rasakan. Selama melayani, sukacita rasul Yohanes juga menjadi sukacita terbesar saya: “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran” (3Yoh. 1:4)

“Alumni yang menjadi berkat bagi keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa.” merupakan visi pelayanan mahasiswa yang Tuhan nyalakan di dalam hati saya. Sejak dari mahasiswa, saya menikmati visi itu dan terlibat banyak di dalam Persekutuan Oikoumene Bina Nusantara, baik sebagai pengurus maupun pemimpin Kelompok Kecil. Visi itu terus mendorong saya meninggalkan calon profesi sebagai programmer dan langsung bergabung dengan Perkantas. Di masa awal bergabung, saya rindu melihat kampus-kampus di Jakarta Barat mengalami pertumbuhan yang baik di dalam Tuhan. Tetapi Tuhan punya rencana lain. Saya ditempatkan di Jakarta Pusat yang cukup asing bagi saya dan butuh beberapa waktu untuk beradaptasi. Namun, sampai sekarang, tidak ada kata penyesalan melainkan ucapan syukur yang melimpah-limpah dari hati saya yang terdalam. Memberitakan Injil kepada mahasiswa dan memuridkan mereka, serta menggembalakan dan mendampingi pengurus PMKJ di wilayah, merupakan tugas dan panggilan saya. Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan masih jauh dari kata sempurna, bahkan banyak hal yang perlu dikoreksi, baik dari kepemimpinan dan teladan saya selama melayani menjadi staf mahasiswa. Akan tetapi, saya tetap bersyukur kepada Allah yang sudah mengizinkan saya melayani dan menyelesaikan pelayanan ini.

Menyelesaikan panggilan pelayanan sebagai staf Perkantas bukan berarti saya berhenti melayani Tuhan. Sebaliknya, harus lebih giat! Kerajaan Allah sedang dibangun di bumi ini dan saya meyakini bahwa Tuhan ingin memperlengkapi saya supaya dapat dipakai lebih efektif bagi kemuliaan nama-Nya. Keputusan mengambil studi M.Div di tahun ini merupakan sebuah langkah iman yang besar. Beberapa masalah muncul dari keputusan ini, mulai dari ketidaksetujuan orangtua, sampai kebutuhan dana untuk studi. Tetapi Tuhan dengan ajaib membuka jalan bagi setiap masalah dan mengizinkan saya masuk ke seminari yang Ia tunjukkan. Di satu sisi, saya bersyukur dan bersukacita kepada Tuhan atas segala kasih karunia yang Dia berikan. Tetapi di sisi yang lain, saya sedih karena harus berpisah dengan rekan-rekan sepelayanan yang bak keluarga kedua saya. Saya tidak akan pernah melupakan setiap kebaikan yang Tuhan berikan melalui kehadiran mereka dalam hidup saya.

Meskipun saya tidak melayani lagi secara full time di Perkantas, tetapi hati saya tidak bisa lepas dari pelayanan mahasiswa. Saya terus berdoa kiranya Tuhan terus memakai Perkantas untuk memuridkan generasi muda bangsa ini secara biblikal dan kontekstual sehingga shalom kerajaan Allah bisa dirasakan dengan nyata di bangsa tercinta melalui kehadiran mereka. Kiranya Allah senantiasa menyertai kita. Amin

BAGIKAN: