Kamp Tahunan Alumni XIII

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Headline_Widget”][/siteorigin_widget]
[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]

Bersyukur untuk KTA (Kamp Tahunan Alumni) XIII yang sudah dilaksanakan pada 8-10 Juni 2018 di Wisma Kinasih dengan tema: “I Delight To Do Thy Will O Lord”. Bersyukur untuk 416 orang peserta termasuk alumni, remaja dan anak-anak yang mengikuti KTA XIII, yang sangat diberkati, disegarkan dan diteguhkan melalui setiap firman dan sharing hidup. Bersyukur untuk setiap pembicara, pelayan, Guru Sekolah Minggu, & Remaja, panitia dan tim kerja.

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Bagi saya dan isteri, KTA XIII adalah salah satu bentuk pemeliharaan Allah atas relasi kami secara pribadi dengan DiriNya, sekaligus juga atas relasi kami satu sama lain. KTA XIII menyegarkan kami dengan firman Tuhan yang dikhotbahkan dan sekaligus juga dihidupi dengan sungguh-sungguh oleh para pembicara. Kami juga bisa menikmati sharing hidup dari para alumni di tengah berbagai tantangan profesi maupun tantangan keluarga yang mereka hadapi. Melalui KTA XIII, kami kembali diingatkan untuk secara serius mau berjuang untuk “menekuni hidup benar” (meminjam istilah Pak Erick Sudharma). Harapan kami, panitia KTA XIV bisa lebih semangat dan kreatif lagi untuk mengajak para alumni untuk datang ke KTA. Sangat disayangkan karena jumlah peserta tahun ini lebih rendah dibanding KTA tahun lalu. Semoga para alumni selalu disadarkan oleh Tuhan bahwa adalah kerugian jika mereka melewatkan momen sekaligus berkat yang luar biasa di dalam KTA, di saat sebenarnya mereka bisa berjuang untuk menyediakan waktu dan dana untuk mengikuti KTA.”

Erns Saptenno (STAN 2004)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Bersyukur bisa mengikuti KTA ini, banyak hal yang saya dapatkan dan diisi. Jujur, motivasi saya ikut KTA ini karena sedang merasa kering. Saya belajar mengenai Daud dan diteguhkan untuk SEHATI (Setia Sampai Mati) mengikut Kristus di tengah godaan lingkungan yang memungkinkan saya untuk melakukan hal yang tidak benar. Saya belajar dari Daniel untuk MHB (Menekuni Hidup Benar) dalam kehidupan saya yang sudah mulai “dingin”. Dari Nuh dan keluarganya, saya belajar bagaimana tunduk melakukan perintah Allah dengan TEPAT. Dari Simson, saya belajar bahwa kegagalannya ketika tidak menempatkan Allah sebagai prioritas utama sampai dia memberitahukan rahasianya ke Delila pun, akhirnya dia tetap kembali datang kepada Allah. Dari kapsel pendidikan, saya menolong saya dalam menentukan pilihan ke depan setelah S3 ini. Dari ibadah Minggu makin diteguhkan bahwa melakukan pekerjaan Tuhan itu vital “makananku” dan kita harus melakukan pekerjaan Tuhan itu.”

Riky Stepanus Situmorang (FT USU 2009)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]
BAGIKAN: