Believe and Proclaim It!

Apakah Anda pernah mendengar cerita dari teman yang baru berjumpa dengan seorang artis terkenal? Kalau pernah, apa respon Anda? (bayangkan kalau yang dijumpainya adalah idola Anda!). Apakah Anda tidak percaya? Apakah Anda berkata, “Sebelum melihat bukti foto, saya tidak akan percaya”? Lalu, apakah Anda terkejut dan malu ketika foto itu ditunjukkan tepat di depan muka Anda? Kalau iya, artinya saya tidak sendiri. Maaf, maksud saya, kita tidak sendiri. Salah seorang dari murid Yesus juga pernah mengalaminya! Namanya Tomas.

Ceritanya dimulai ketika Yesus baru saja bangkit dari kematian-Nya di hari Minggu pagi, setelah 2 hari sebelumnya Ia disalibkan. Pada hari itu juga, tepatnya pada waktu sudah malam, para murid berkumpul di sebuah rumah yang terkunci. Mereka melakukan ini karena takut pada orang Yahudi, yang waktu itu menyalibkan Yesus. Lalu kejadian yang ajaib terjadi. Yesus menampakkan diri pada mereka! Para murid berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit (Yoh. 20:19-23).

Tentu hal itu sangat menakjubkan. Namun, ada satu hal yang menarik. Pada saat itu Tomas tidak hadir. Ia tidak menyaksikan kejadian itu (Yoh. 20:24). Bayangkan betapa hebohnya para murid ketika menceritakan kejadian itu kepada Tomas! Sama seperti ketika teman menceritakan perjumpaannya dengan artis idola Anda. Tetapi, apa respon Tomas? IA TIDAK PERCAYA! Tomas menjawab, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yoh. 20:25).

Sebenarnya ketidakpercayaan Tomas ini masuk akal dan sangat manusiawi. Mendengar cerita dari teman yang berjumpa dengan Yesus, yang sudah mati lalu bangkit, adalah hal yang sangat mengejutkan. Hal ini lebih mengejutkan dari sekedar bertemu artis idola. Oleh karena itu Tomas menyampaikan ‘syarat’ agar ia bisa percaya. Melihat bekas paku pada tangan Yesus, mencucukkan jarinya ke bekas paku itu, dan mencucukkan tangannya ke lambung Yesus. Intinya, Tomas harus melihat dan mengalami sendiri perjumpaan dengan Yesus yang sudah bangkit. Bayangkan betapa geramnya para murid pada Tomas, dan betapa ia gelisah karena belum percaya. Betapa ia memikirkan ‘syarat-syarat’ tersebut terpenuhi.

Situasi ini berlangsung selama satu minggu, sampai akhirnya Yesus kembali menampakkan diri-Nya kepada para murid, dan secara khusus kepada Tomas! (Yoh. 20:26). Yesus tahu ketidakpercayaan Tomas, Yesus tahu ‘syarat-syarat’ Tomas, dan Ia menyuruh Tomas melakukan semuanya. Yesus berkata kepadanya, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku….” Bayangkan betapa terkejut dan malunya Tomas ketika ia mendapati semua bukti itu! Bukan itu saja, Yesus juga menegur Tomas. Ia berkata, “…dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Ini tidak sebanding dengan perasaan ketika melihat bukti foto dari teman kita. Tomas sudah melihat dan mengalami sendiri perjumpaan dengan Yesus yang bangkit. (Yoh. 20:27).

Apa respon Tomas? Ia menjawab Yesus, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Dalam terjemahan ESV, “My Lord (Gk. Kyrios) and my God (Gk. Theos)!” (Yoh. 20:28). Ia menyembah Yesus! Perjumpaan pribadi dengan Yesus sendiri mengubah sikapnya, imannya, dan kepercayaannya. Kini ia percaya bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit! Bukan itu saja, ucapan tersebut adalah sebuah pengakuan yang jelas akan siapa Yesus bagi dirinya. Perjumpaan itu membuat rasa ragu berubah menjadi pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan dan Allah. Sungguh luar biasa dampak dari kehadiran Yesus bagi setiap orang yang Ia perkenan.

Bagaimana dengan Anda? Mungkin Anda sudah berjumpa dengan Yesus yang bangkit, mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Allah. Tetapi, adakah pergumulan hidup memunculkan keraguan akan diri-Nya? Adakah masa yang sulit ini membuat Anda sulit percaya pada-Nya? Memang, kita tidak pernah melihat Yesus secara fisik. Tetapi Yesus berkata, “…Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:29). Oleh karena itu, setiap orang Kristen yang membaca kisah ini, harusnya memiliki kepercayaan dan pengakuan yang sama dengan Tomas.

Sejarah mencatat bagaimana Tomas yang terkenal akan keraguannya itu, memberitakan Injil sampai ke India. Pelayannya membuahkan orang-orang percaya di India. Bahkan, ia mati di sana sebagai martir Kristus Yesus (The Spreading Flame, Garth M. Rosell, Ph.D). Saya meyakini, kejadian yang kita simak tadi menjadi salah satu kekuatan Tomas dalam kesetiaannya melayani Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Kiranya di momen Paskah tahun ini, kepercayaan kita akan Kristus yang sudah bangkit itu makin diteguhkan. Dan hal itu mendorong kita untuk memberitakan-Nya kemanapun Ia mengutus kita. John Stott dalam bukunya Salib Kristus mengutip, “Apa yang Tomas katakan tentang Kristus, adalah apa yang sedang dikatakan dunia tentang gereja. Dan dunia juga sedang mengatakan itu kepada setiap pengkhotbah (kita): ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganmu, aku tidak akan percaya.’ Itu benar. Orang yang telah mati dengan Kristuslah yang bisa memberitakan salib Kristus.”

BAGIKAN: