Yang Terutama Dalam Sebuah Keluarga

Berikut adalah sepuluh masalah umum di dalam banyak keluarga, yaitu:

  1. Keuangan di mana penghasilan yang ada tidak mencukupi kebutuhan hidup di dalam rumah tangga;
  2. Ketidakhadiran anak di dalam keluarga setelah bertahun-tahun menikah;
  3. Perselingkuhan, yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti masalah hubungan ranjang yang tidak terpuaskan, keuangan, dan sebagainya;
  4. Kehidupan seksual, di mana salah satu pihak tidak terpenuhi kepuasan seksnya;
  5. Istri kurang terampil dalam mengurus rumah tangga;
  6. Mertua ikut campur urusan keluarga, di mana biasanya konflik terjadi antara mertua perempuan dan menantu perempuan;
  7. Komunikasi, berkaitan dengan kesibukan masing-masing sehingga jarang berelasi;
  8. Perbedaan, seperti latar belakang, sifat, karakter, kebiasaan dan juga kepribadian;
  9. Perbedaan pandangan di mana masing-masing merasa pandangannya yang paling benar;
  10. Pendidikan, ketika perbedaan jenjang pendidikan yang jauh antara suami-istri sehingga memiliki cara berpikir yang berbeda dan rendah diri.

(Sumber terakhir diakses pada tanggal 27-5-2021)

Mana dari beberapa alasan tersebut merupakan masalah utama keluarga anda?

Namun demikian, apa sebenarnya permasalahan utama sebuah rumah tangga, baik ketika si pria dan wanita sebelum menikah, dan sesudah mereka menikah? Oswald J. Smith memberikan jawaban yg sangat mendalam, yaitu: the heart of the human problem is the problem of the human heart. Permasalahan umat manusia adalah permasalahan hati manusia yang tercemar oleh dosa. Dosa membuat manusia ingin menyingkirkan Allah dan menjadikan diri sendiri sebagai Allah. Dosa juga yang membuat banyak keluarga berusaha menyingkirkan Allah dari rumah tangga mereka. Dengan demikian, permasalahan utama sebuah keluarga adalah ketika tidak menyediakan ruang utama yang semestinya bagi Allah di dalam rumah tangga mereka. Salah satu pengkondisian untuk mengantisipasi hal ini adalah mezbah keluarga.

Dalam Kejadian 8:20-9:1, dikisahkan tentang apa yang terjadi setelah peristiwa air bah yaitu “penciptaan ulang” atas dunia ini. Ketika dalam Kejadian 1 dikisahkan bahwa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air maka dalam Kejadian 6 – 9 Allah hendak mencipta ulang setelah air menutupi permukaan bumi. Termasuk mandat yang diberikan oleh Adam dan Hawa dalam Kejadian 1, kembali disampaikan oleh Allah kepada Nuh dalam Kejadian 9:1. Namun demikian, ada hal yang tidak ada di dalam penciptaan awal tetapi ada di kisah ini, yaitu Nuh mendirikan mezbah bagi Allah.

Mezbah yang dibangun oleh Nuh menggambarkan penyembahan dan ucapan syukur Nuh atas keselamatan yang Allah berikan kepada Nuh dan keluarganya, tetapi maknanya bukan hanya itu. Ayat 20 memang tidak secara langsung mendorong kita untuk membangun mezbah keluarga tetapi ketika sebuah rumah tangga hendak mengadakan mezbah keluarga, ada beberapa penghayatan yang harus dimiliki seperti berdasarkan apa yang Nuh lakukan tersebut.

Nuh mempersembahkan kurban di atas mezbah. Setelah itu, ditulis bahwa Allah mencium persembahan yang harum itu, yang menunjukkan bahwa Alah berkenan atas kurban yang diberikan. Kemudian, arti nama Nuh adalah: tenang, istirahat, atau reda. Ini menunjukkan bahwa murka Allah atas dosa manusia telah reda. Mezbah menggambarkan pengampunan dosa.

Jika benar bahwa penulis kitab Kejadian adalah Musa maka pembaca mula-mula kitab ini adalah bangsa Israel yang keluar dari Mesir dan menuju tanah perjanjian. Mereka akan mencoba menyesuaikan narasi air bah dengan kehidupan mereka. Sebagaimana Allah melakukan penciptaan ulang melalui Nuh yang diselamatkan dari air, demikian juga Allah melakukan “penciptaan ulang” melalui Musa yang diselamatkan dari air saat masih bayi, dan melalui bangsa Israel yang, setelah keluar dari Mesir, diselamatkan dari air laut Teberau. Mezbah menggambarkan penciptaan Allah untuk manusia. Firman Allah, baik kepada Adam dan Hawa maupun kepada Nuh: beranakcuculah dan bertambah banyak bukan sekadar untuk memiliki banyak anak melainkan untuk membangun sebuah masyarakat, seperti yang dikatakan oleh Timothy Keller yaitu bukan sekadar human melainkan humanity. Allah memberikan mandat agar umat-Nya membangun peradaban yang tidak lagi diperbudak oleh dosa, melainkan yang mau menjadikan Allah sebagai pusat kehidupannya. Membangun mezbah keluarga bukan sekedar meluangkan waktu 10–15 menit sehari untuk beribadah kepada Allah di rumah melainkan menjadikan Allah sebagai sumber keselamatan dan pengharapan keluarga kita. Namun demikian beribadah kepada Allah bersama keluarga di rumah, atau membangun mezbah keluarga, terkadang menjadi sebuah hal yang berat, menjemukan, dan keterpaksaan bagi kita karena merasa tidak penting. Apa rahasianya agar kita mau membangun mezbah keluarga di rumah?

Mezbah didirikan untuk mempersembahkan kurban. Apa yang dilakukan Nuh menjadi gambaran yang nantinya umat Israel lakukan, yaitu mempersembahkan kurban pendamaian sebagai simbol hubungan yang dipulihkan antara manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus dan kasih. Namun demikian, agar kita yang berdosa bisa kembali berdamai dengan Allah, harus ada kurban yaitu Kristus Yesus (Rm. 3:25). Apakah anda menghayati bahwa agar dosamu diampuni oleh Allah, Kristus harus mencurahkan darah-Nya, berkurban untuk anda? Tidakkah hati anda tergetar dengan rasa syukur dan terima kasih? Tidakkah anda terharu dan sedih karena beberdosaanmu tetapi bahagia karena Ia mencintaimu? Sebelum anda membangun mezbah keluarga, maukah anda menghayati terlebih dahulu betapa besar pengurbanan yang Yesus telah lakukan untukmu? Dengan demikian, anda akan mempersilahkan Dia untuk menolongmu dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada di dalam rumah tanggamu: keuangan, tidak adanya anak, keintiman relasi, hubungan antara mertua-menantu, perbedaan, dan lain-lain.

Untuk adanya pendamaian bagi dosa kita, Yesus telah mengurbankan diri-Nya di atas mezbah bagimu. Untuk membangun mezbah keluarga di rumahmu, pengorbanan apa yang harus anda lakukan di sana: waktu, prioritas, gengsi, hobi, kesibukan, atau kemalasan? Tidak ada hal yang terlalu besar untuk dikorbankan agar ada mezbah keluarga ketika anda menghayati pengurbanan Yesus bagimu. Selamat membangun mezbah keluarga. Amin.

BAGIKAN: