Perjumpaan yang Merubah Hati dan Aksi

Lukas 2:19-20 (TB) “Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka”

Bayangkanlah seperti apa gambaran perjumpaan antara keluarga dan komunitas saat peristiwa Natal pertama dialami. Natal sebuah peristiwa yang membawa perubahan hati dan perilaku bagi mereka secara secara revolusioner. Peristiwa Natal begitu membekas dan membangun tatanan hidup baru dalam kehidupan nyata. Mereka tidak hanya menikmati perubahan, tetapi dengan sukacita dan berani menyaksikannya bagi dunia sesama. Kisah itu bergema dan menghasilkan gelombang perubahan realitas hidup manusia sepanjang zaman.

Tokoh Yusuf, Maria, dan para gembala sebagai jemaat Natal pertama di Betlehem telah membuktikan hal ini sesuai kesaksian Injil. Konteks dunia saat itu, penuh dengan kekerasan, permusuhan, kemunafikan, konflik, kekacauan, penjajahan, perbudakan, perilaku menyimpang, kekuasaan dan wabah pandemi yang membawa kematian. Dalam konteks damai semu yang dibuat oleh kerajaan Romawi dengan tekanan kekuasaan, sejumlah besar bala tentara sorga menyatakan berita kelahiran Sang Raja Damai yaitu Yesus Kristus di Kota Daud. Mereka mendemonstrasikan berita damai sejati yang melampauhi kondisi dunia. Para gembala sebagai komunitas terhina dan dipenuhi ketakutan mendapatkan berita damai sejati itu yang ditandai oleh peristiwa Natal pertama di Betlehem.

Alkisah Injil Lukas memberitahu kita bagaimana Maria dan para gembala mengalami perubahan yang revolusioner dalam kehidupan mereka. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan sungguh-sungguh merenungkannya. Artinya, berita kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera bagi seluruh bumi tidak hanya diterima sebagai kebenaran pengetahuan, tetapi Maria mempercayai, menerima, menikmati kesatuan dengan pesan itu sebagai milik terbaik secara pribadi. Dia memikirkannya terus menerus sampai realitas kehadiran sumber damai sejati menghasilkan perubahan nyata dalam hidupnya. Aib secara sosial dan segala pergumulan yang dialami berkenaan dengan cara dia mengandung dari Roh Kudus berubah menjadi berkat bagi dirinya dan penyelamatan dunia ciptaan TUHAN. Dia adalah wanita yang disebut berbahagia karena mendapat kasih karunia sebagai ibu Sang Juruselamat. Dia menyatakan diri sebagai hamba dan kehendak Allah menjadi kerinduan tertinghinya, Dia rela menanggung segala bentuk kehinaan. Maria terlibat dalam sejarah keselamatan dunia sebagai bukti diri bahwa dia telah menjadi berkat.

Para gembala segera berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf bersama bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu, sehingga semua orang yang mendengar heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Para gembala mengalami dan dengan penuh keberanian, menyaksikan tentang damai sejati bagi seluruh dunia. Sekalipun mereka hanya gembala dan kelompok orang terhina, tetapi pengalaman atas Natal petama dengan nyata merubah kehidupan mereka di mata dunia. Gembala-gembala itu kembali dalam profesi mereka, tetapi hidup mereka sudah berbeda. Mereka memuji dan memuliakan Allah, dipenuhi dengan sukacita melampaui realitas kehidupan sedang sedang dijalani. Maria dan para gembala telah menikmati semua hal itu sebagai bukti nyata anugerah Allah.

Yesus, Sang Imanuel adalah pencipta dan pemilik hidup yang telah menyatakan diri dalam wujud manusia yang ditandai oleh pertiwa Natal. Akan melakukan perubahan revolusioner bagi kita sama seperti kepada Maria dan para Gembala. Oleh karena itu, mari memikirkan dan merenungkan dengan serius “Perubahan apa yang telah engkau alami sejak mendengar berita Natal dan terus merayakannya sampai momen Natal 2021 ini? Di masa pandemi dengan segala dampak buruk dan baiknya, kebenaran makna Natal seperti apa yang membuat engkau sampai mengalami perubahan yang semakin baik dan berkenan kepada Tuhan?

Amati kondisi nyata kehidupanmu saat ini dan hubungkan dengan peristiwa Natal yang pasti menghasilkan perubahan baik. Apakah kebangkrutan rohani dan pelayanan, karakter pribadi dan relasi dengan sesama, keterhilangan orang yang dikasihi atau pekerjaan dan segala bentuk kesukaran hidup yang sedang dialami saat ini membuat momen Natal ini menegaskan kembali bahwa Allah mengasih semua ciptaan-Nya, termasuk kita sendiri. Dia telah menjadi manusia dan hidup bersama bersama kita. Dia memberikan pertolongan dan tindakan penyelamatan sesuai kebutuhan masing-masing. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Selamat Memaknai Natal 2021dan Memasuki Tahun Baru 2022.

BAGIKAN: