Kamp Pengutusan Mahasiswa 2018

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]
[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Seperti Ester dan Mordekhai yang dengan berbagai ‘kebetulan’ yang Tuhan anugerahkan untuk menyelamatkan bangsa Israel, kini kita dipanggil untuk peduli akan kondisi bangsa kita, Indonesia. Bukan kebetulan kita ikut KPM, bukan kebetulan kita dibukakan kembali mengenai makna panggilan Tuhan yang telah memimpin hidup kita sampai saat ini dan menyediakan petunjuk-Nya akan panggilan kita lewat pengalaman-pengalaman masa lalu baik dalam suka maupun duka. Aku sendiri pun merasakan bahwa Tuhan memang adalah Tuhan yang memimpinku dan mengarahkan ambisiku supaya searah dengan kehendak-Nya. Bahkan di tengah kondisiku yang down, Yesus terus menjadi sahabat yang terus menopangku untuk tetap kuat berjalan bersama-Nya. Di tengah kondisi Indonesia yang sungguh kaya akan potensi tapi juga diliputi ancaman seperti radikalisme, marilah kita berdiri bagi Allah, menyatakan kasih dan kerajaan-Nya di bidang kita masing-masing untuk menjadi berkat besar, membawa terang-Nya bagi Indonesia!”

Sion Halim (FMIPA Universitas Indonesia)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]
“Status mahasiswa akhir memancing ketakutan kehidupan pasca kuliah. Apakah semangat melakukan semua bagi Kristus saat mahasiswa akan hilang waktu jadi alumni ? Bersyukur Tuhan anugerahkan jawaban melalui Pra-KPM, bagaimana setiap profesi membutuhkan orang yang ingat dirinya adalah Image of God, semua bidang termasuk IT adalah bagi Kristus. Bersyukur untuk tiap sesi KPM yang menuntunku melihat providensia Allah yang selama ini terabaikan. Bukan hanya menuntun menyadari providensia Allah, KPM juga membesarkan hati untuk terus berjalan dalam providensia Allah sebagai alumni. Terimakasih kakak panitia dan PSG (Pemimpin Small Group) yang menuntun dan di atas itu semua kepada Tuhan yang persiapkan dan sediakan semua ini.”

Maria Regina Caeli (Universitas Lampung)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Hanya karena anugerah dan kasih, aku menikmati perjalanan yang berkesan dengan Tuhan. Banyak naik-turun, lika-liku, suka-duka dalam perjalanan tersebut, tetapi semuanya kembali pada satu sikap, yaitu ketaatan pada Sang Pencipta, Sang Penulis Skenario, Sang Konduktor. Genap satu tahun Tuhan mengajakku menyusun sedikit demi sedikit kepingan puzzle kehidupan yang tidak pernah kubayangkan. Pekerjaan Tuhan memang sempurna, rencana-Nya atas hidupku bahkan sudah ada sejak Papa ditempatkan dalam sebuah persekutuan pada masa mudanya. Bukan suatu kebetulan Tuhan menempatkanku di mana aku berada sekarang, mempertemukanku dengan orang-orang pilihan-Nya, membawaku untuk ikut ‘membaca dalam gelap’ sebuah kisah luar biasa yang sedang ditulis-Nya, dan bahkan menggunakanku sebagai alat-Nya di luar pengetahuanku sendiri. Hingga saat ini, mungkin apa yang kulalui masih sebagian kecil dari pekerjaan Tuhan yang sempurna. Namun aku tetap percaya bahwa selalu ada Tangan Allah dan intervensi-Nya yang ‘tidak kelihatan’ dalam setiap karya-Nya di hidupku. Mungkin justru untuk saat yang seperti ini aku seorang anak muda Indonesia. Maybe for such a time like this we are students of Brawijaya University.”

Gabriella Stephanie (Universitas Brawijaya, Malang)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]
“Awal mengikuti Pra-KPM saya diteguhkan mengenai panggilan akankah menjadi pelayan penuh waktu atau menjadi pelayan di dunia kerja profesional. Setiap panggilan dalam kehidupan tentunya harus memiliki pemanggil yang tunggal, sebab Dia juga adalah sang penonton Tunggal yang benar-benar mengetahui apa yang kita lakukan atas vokasi yang Tuhan ijinkan bagi kita untuk kita penuhi. Selama KPM berlangsung dan setelah KPM saya semakin mengerti bahwa rencana Tuhan untuk kita hambanya adalah rancangan keselamatan, bahkan pada banyak kesempatan Tuhan menempatkan kita pada tempat dan waktu tertentu untuk sebuah tujuan tertentu yaitu Tujuan yang Tuhan perkenankan.”

Mantin Estomyhi Tindaon (Diploma IPB)

BAGIKAN: