Pengharapan Kita adalah Pribadi Allah itu Sendiri!

“…sebab mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan-Mu bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk. 2:30-32 TB2) ujar Simeon sebagai ungkapan pujiannya kepada Allah ketika ia menggendong bayi Yesus. Di dalam rangkaian perikop masa kelahiran Yesus, Lukas 2:25-35 mencatat Simeon, “seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel” (ay. 25). Kitab Suci mencatat bahwa kepada Simeon “telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias dari Tuhan” (ay. 26). Ketika berjumpa dengan bayi Yesus dan menggendong-Nya, Simeon digambarkan mengalami kepuasan dan sukacita. Ia menaikkan pujian kepada Allah yang telah menggenapi janji-Nya bagi diri Simeon dan bagi bangsa Israel.

Apa yang melatarbelakangi Simeon berespons demikian ketika ia berjumpa dengan bayi Yesus? Kita teringat pada masa Perjanjian Lama (PL) dimana umat Allah digambarkan berulang kali mengalami penderitaan karena dosa. Allah pun digambarkan berulang kali berfirman melalui para nabi, untuk menyatakan kembali belas kasihan, panggilan pertobatan, dan pemulihan bagi umat-Nya. Bahkan, Allah seringkali memakai kesempatan ini untuk menjanjikan kedatangan Mesias sebagai solusi tertinggi dari semua penderitaan umat kala itu. Kita bisa membayangkan betapa umat PL menaruh harapan yang besar terhadap sosok Mesias yang dijanjikan ini. Respons Simeon yang puas dan bersukacita menjadi sangat masuk akal ketika akhirnya ia berjumpa dengan bayi Yesus.

Kata yang diterjemahkan sebagai pengharapan dari bahasa Ibrani juga mengandung makna menunggu. Kata ini menggambarkan suasana berharap selagi menunggu sesuatu terjadi. Bila sejak masa PL, Kitab Suci menunjuk kepada satu Pribadi yang layak ditunggu dan diharapkan, begitu pula bagi kita sebagai orang percaya masa kini. Pengharapan kita adalah Pribadi Allah itu sendiri!

Kitab Suci mencatat Allah kita sebagai Pribadi yang kekal. Pribadi yang kasih dan kedaulatan-Nya tidak berubah. Hal ini semakin jelas terlihat melalui karya salib Kristus, sebagai bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan manusia dan seluruh ciptaan. Kebenaran ini menjadi dasar yang kokoh bagi pengharapan kita. Karena pengharapan kita adalah Pribadi Allah itu sendiri, dan Ia adalah Pribadi yang kekal, maka pengharapan yang kita miliki bersifat kekal. Pengharapan kita tidak bergantung pada kestabilan iman kita, atau pada baik buruknya situasi kehidupan kita.

Seperti Simeon yang dengan setia berharap dan menunggu Tuhan menggenapi janji-Nya bagi bangsa Israel, kiranya kita sebagai orang percaya masa kini juga belajar hal yang sama. Memasuki tahun politik, mari dengan setia berharap dan menunggu Tuhan menggenapi janji-Nya untuk memberikan penghiburan bagi bangsa ini. Mari dengan setia mengerjakan panggilan kita sebagai warga negara sambil terus mendoakan kondisi bangsa yang kita jumpai.

Seperti Simeon yang mengalami kepuasan dan sukacita ketika berjumpa dengan bayi Yesus, kiranya kita sebagai orang percaya masa kini juga belajar menikmati kepuasan dan sukacita ketika mengalami perjumpaan dengan Yesus saat merenungkan makna Natal tahun ini. Sebab pengharapan yang kita miliki didasarkan pada salib Kristus, yaitu pengharapan akan penebusan seluruh ciptaan. Namun di saat yang sama, kita tetap bisa berharap kepada Allah yang mengenal setiap kerinduan anak-anak-Nya. Ia adalah Allah yang dengan kasih dan kedaulatan-Nya berkenan menjawab doa dan ratapan kita.

Bagi teman-teman siswa dan mahasiswa, karena Allah adalah pengharapan kita, maka mari menjalani tanggung jawab studi dengan sungguh-sungguh. Bagi teman-teman alumni, karena Allah juga adalah pengharapan kita, maka mari menjalani dinamika panggilan hidup dengan sungguh-sungguh. Bagi kita sebagai kaum intelektual, mari terus menghayati bahwa kita semestinya berharap hanya kepada Allah saja, bukan kepada dunia dengan segala godaannya. Selamat terus mengalami dengan nyata hidup yang berpengharapan!

BAGIKAN: