Menikmati Panggilan Allah Dalam Pelayanan Kampus

Melanjutkan ke Universitas adalah salah satu pilihan yang bisa kita lakukan setelah kita lulus dari sekolah. Di dalam dunia perkuliahan kita akan pindah ke suatu jenjang baru, status kita berubah yang tadinya siswa menjadi mahasiswa. Kita pun juga memiliki kegiatan-kegiatan baru, tanggung jawab yang baru dan juga bertemu dengan teman-teman baru. Tidak hanya itu, di kampus, teman-teman akan kembali menemukan wadah persekutuan seperti Rohkris di sekolah dahulu, yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) atau juga Persekutuan Oikumene (PO) yang sebutannya berbeda-beda di tiap kampus. Di dalam PMK kita akan menikmati hal-hal yang kita pernah di rasakan di Rohkris, seperti persekutuan dengan mahasiswa lainnya di Persekutuan Jemaat (PJ) dan juga sharing hidup dan saling bertumbuh di dalam Kelompok Kecil (KK). Namun, mungkin teman-teman berpikir (termasuk juga saya dulu) perlukah kita kembali melayani di kampus, di tengah-tengah banyaknya pilihan kegiatan lain, kesempatan yang kita dapat, bahkan kesibukan di perkuliahan?

Saya akan mensharingkan beberapa hal yang teman-teman bisa gumulkan sebelum memasuki masa perkuliahan dan memutuskan akan melayani dimana.

Di dalam menempuh perkuliahan, kita akan menggunakan 3-4 tahun dalam hidup kita.  Kita juga mungkin akan menghabiskan kira-kira 8 jam di kampus tiap hari. Tentu ini bukanlah waktu yang sedikit. Karena itu pun kita akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang di kampus ketimbang dengan tempat lainnya. Karena itu, melayani dalam PMK kita dapat secara efektif menyatakan kasih Kristus dengan orang-orang yang ada di kampus. Hal ini juga yang saya pribadi gumulkan ketika memilih melayani di PMK. Masa sekolah dahulu dan persekutuan di Rohkris dulu membuat saya melihat bahwa Sekolah menjadi ‘rumah kedua’, saya menggunakan paling banyak waktu saya di sekolah dan berinteraksi lebih banyak dengan orang-orang lain. Saya pun menggumulkan mengapa saya tidak menjadikan kampus dan PMK menjadi ‘rumah kedua’, tempat dimana saya bisa berbagi hidup dan bersama-sama bertumbuh di dalam Kristus. Di sisi lain, 3-4 tahun perkuliahan juga bukanlah waktu yang banyak sehingga melayani di PMK merupakan suatu kesempatan yang khusus bagi kita yang berkuliah dan mungkin kita tidak akan dapat kesempatan untuk melayani di PMK kembali sebagai mahasiswa.

Saya bersyukur ketika Tuhan menempatkan saya dalam pelayanan di PMK, saya dapat menikmati hal-hal yang menolong saya terus bertumbuh. Salah satu hal tersebut adalah PMK menjadi komunitas yang menolong saya untuk terus menikmati firman dan menolong saya menemukan kehendak Tuhan dalam panggilan hidup. Tuhan juga senantiasa memakai komunitas di PMK ketika saya mengalami kesulitan dan kejatuhan. Di dalam pelayanan PMK, saya juga makin menikmati apa artinya ‘In His Time’. Saya bersyukur di dalam pelayanan PMK, saya dapat melihat perubahan-perubahan dari teman-teman yang saya layani dahulu di Rohkris, dan bahkan saya melihat jemaat yang tadinya sangat malas untuk ikut PJ, namun justru Tuhan pakai untuk melayani di PMK. Saya yang merasa bahwa pelayanan di Rohkris dahulu gagal, justru Tuhan berikan kesempatan untuk melihat buah pelayanan yang dikerjakan dahulu.

Namun, seringkali ada hal-hal yang membuat kita ragu dalam mengambil bagian dalam pelayanan di PMK. Kita mendengar bahwa di perkuliahan harusnya kita meraih IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) setinggi-tingginya juga mengisi CV (Curriculum Vitae) dengan mengikuti seminar-seminar, lomba-lomba,  serta terlibat dalam banyak kepanitiaan dan organisasi. Saya pribadi pun juga menginginkan hal-hal itu, aktif di berbagai macam kegiatan, menang lomba ini dan itu. Tentu hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang baik, namun saya juga belajar bahwa hal-hal itu bukanlah segala-galanya. Dalam Matius 6:25-34, Yesus berkata bahwa kita tidak perlu kuatir akan segala sesuatu hal, tetapi Yesus mengajarkan kita untuk mencari dahulu Kerajaan Allah (Mat. 6:33). Yesus mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang sifatnya kekal dan ketika kita fokus-fokus pada hal-hal yang kekal, maka Tuhan akan mencukupkan kita dalam hal-hal yang kita perlukan. Sebagai mahasiswa yang adalah murid Kristus kita harus mempertimbangkan segala pilihan kita berdasarkan kepada kehendak Tuhan, dan kita tidak perlu kuatir karena Tuhan juga tahu apa yang kita perlukan untuk dapat melakukan kehendak-Nya (Mat. 6:32).

Mari ikut ambil bagian memberi diri melayani di kampus. Mintalah kepada Tuhan belas kasih untuk melihat dan melayani jiwa-jiwa yang tersesat di kampus. Mintalah juga agar Tuhan terus menolongmu untuk melihat apa yang paling berharga dan bernilai kekal. Selamat melangkah dalam masa yang akan datang dan selamat bergumul, Tuhan senantiasa menyertai teman-teman sekalian.

(Dimuat di Buku Acara Kamp Pengutusan Siswa 2018)

BAGIKAN: