Mengapa Aku Mau Melayani Siswa?

Aku selalu bisa mengingat senyuman hangat kakak kelas di rohkris yang menyambutku saat pertama kali datang ke ruang ibadah. Ada yang beda dari mereka, itu yang ada di benakku. Meskipun awalnya aku tidak berencana terlibat dalam rohkris di masa SMA, kejadian itu membuatku merasa harus ada tempat khusus bagi rohkris di hatiku (setidaknya beberapa waktu ke depan). Akan tetapi, ibadah persekutuan Jumat dan kelompok kecil yang aku ikuti dengan rutin rupanya membawaku semakin mengenal siapa Allah dan siapa diriku. Firman-Nya hidup.

Sampai di kemudian hari, aku menyadari bahwa kasih yang kurasakan dari kakak kelas di rohkris dapat aku alami karena mereka pun telah terlebih dulu mengalami perjumpaan dengan Allah, sang kasih yang sejati. Aku sangat bersyukur Tuhan anugerahkan komunitas untuk bertumbuh semakin serupa seperti Dia dan hidup di dalam-Nya. Jika tidak, tentu aku akan hancur. Kali ini, Tuhan seperti menempatkan rohkris-Nya di hatiku.

Hal ini juga yang membuatku yakin untuk melayani siswa sebagai Tim Pembimbing Siswa (TPS) di Persekutuan Siswa Kristen Jakarta (PSKJ) ketika menjadi mahasiswa. Tuhan memanggil untuk ikut serta dalam misi-Nya, dan siswa (juga) butuh dilayani. Mereka punya potensi, mereka ada dalam masa mencari identitas diri, tetapi dosa menghalangi. Hal ini mendukakan hati, sebab aku melihatnya, dan aku pernah ada di sana. Seorang pembicara pernah berkata, jika mereka tidak dimuridkan, dunialah yang akan memuridkan mereka. Padahal yang mereka perlukan adalah Kristus.

Meski demikian, pada masa menggumulkan pelayanan ini dalam doa, aku juga sering galau karena merasa tidak layak, tidak mampu, dan ingin fokus pada aktivitas perkuliahan yang terlihat lebih aman. Tetapi, Firman-Nya dalam saat teduh yang berkata demikian meneguhkanku kalau bagianku adalah taat mengerjakan panggilan-Nya. Terlebih, ada Tuhan yang berjalan bersama.

“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” (1 Korintus 9:16).

BAGIKAN: