Rancangan Allah Dalam Pernikahan

Mengapa anda ingin menikah? Apa yang menjadi impian, dambaan dan harapan di masa depan? Pernikahan seperti apa yang anda bayangkan? Menikah atau tidak menikah adalah sebuah keputusan yang amat penting dalam hidup seseorang. Ini adalah keputusan terpenting kedua, setelah kita membuat keputusan terpenting pertama dan terutama dalam hidup ini, yaitu: Menerima atau menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Oleh karena itu, menjalani suatu pernikahan yang benar, membutuhkan pertimbangan, persiapan, prinsip yang harus dimiliki dan diperjuangkan bersama seumur hidup.

Hakikat Pernikahan Kristen

Pernikahan Kristen adalah rencana Allah sejak penciptaan dunia. Allah merencanakan dan membangun pernikahan dalam konteks penciptaan. Pernikahan direncanakan dan dibangun oleh Allah menurut peta dan teladan-Nya. Pernikahan Kristen, merupakan ikatan resmi antara laki-laki dan perempuan, untuk menjalankan tanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan bumi. Melalui kesatuan yang dibangun dalam ikatan pernikahan, Allah menghendaki supaya mereka dapat saling melengkapi dan memberi keutuhan hidup sebagai makhluk sosial. Melalui pernikahan, Allah menghendaki supaya manusia dapat membangun keturunan sebagai pewaris dari tanggung jawab pengelolaan dan pemeliharaan bumi. Mengelola dan memelihara dalam arti menjaga kemurnian serta meneruskan tugas pemeliharaan itu kepada generasi ke generasi.

Pernikahan Kristen adalah sebuah komitmen seumur hidup yang tidak boleh diruntuhkan oleh apapun dan siapapun dalam kehidupan suami-istri. Komitmen memiliki makna yang berbeda-beda bagi banyak orang. Tetapi menurut pengertian yang sebenarnya, ‘Kommit’ artinya ‘Melakukan atau menyelenggarakan’. Ini adalah ikrar atau janji yang mengikat. Ikrar pribadi yang dinyatakan oleh setiap pasangan suami-istri di hadapan umum, jemaat dan Allah, Sang Perancang Pernikahan. Ikrar yang harus diwujudkan, apapun halangannya. Komitmen ini adalah penyerahan diri secara total kepada orang lain, yang menjadikan kehidupan seorang laki-laki atau perempuan mendapatkan keutuhan hidup sesuai dengan konsep penciptaan. Tingkat komitmen seseorang, menentukan keberhasilan setiap pasangan suami-istri untuk menjalani kehidupan keluarga sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu, pernikahan Kristen adalah sebuah komitmen yang mencakup tiga pribadi: Suami, Istri, dan Kristus. Pernikahan adalah ikatan ilahi dari seorang laki-laki dengan perempuan, untuk saling setia dan saling tunduk. Masa pernikahan adalah kesempatan bagi masing-masing pribadi untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan serta bakat yang dimilikinya demi kehidupan yang sesuai kehendak Allah. Jadi konsep pernikahan Kristen, adalah sebuah lembaga keluarga yang telah direncanakan Allah sejak penciptaan. Lembaga ini dibangun supaya:

Menghormati dan memuliakan Allah. Allah menciptakan manusia untuk menghormati dan memuliakan Dia. Tujuan tertinggi dari kehidupan manusia adalah menghormati dan memuliakan Allah di seluruh realitas hidupnya. Dalam konteks pernikahan, Allah menghendaki supaya manusia bersama istrinya, menghormati dan memuliakan Dia. Di sini letak pentingnya pasangan yang seimbang dalam pernikahan, supaya suami dan istri saling mendorong memuliakan Allah, bukan saling melemahkan. Kesepadanan dan kesatuan iman kepada Allah di dalam Kristus, menjadi perinsip hidup setiap pasangan suami-istri Kristen. Ini adalah sebuah proses dalam perjalanan seumur hidup. Untuk meraih kehidupan pernikahan yang memuliakan Allah, suami-istri harus sepakat memperkaya diri dalam persektuan dengan Tuhan dan memahami kedaan mereka satu sama lain.

Kerja sama untuk menguasai dan mengelola bumi. Allah menciptakan manusia, laki- laki dan perempuan untuk bertanggung jawab menunaikan mandat pemeliharaan bumi. Kerja sama yang utuh terjadi dalam ikatan pernikahan. Laki-laki dan perempuan, dapat menjaga kemurnian dan mempersiapkan generasi yang memelihara bumi hanya dimungkinkan melalui pernikahan yang dibangun Allah.

Menikmati kesatuan fisik dan menghasilkan keturunan yang memuliakan Allah. Allah menciptakan seks laki-laki dan seks perempuan untuk mewujudkan rencana agung Allah, berkenaan dengan keturunan yang mereka hasilkan dalam pernikahan yang kudus. Disinilah sungguh dihayati, bahwa pernikahan kudus adalah kehendak dan rencana Tuhan sejak penciptaan. Hubungan seks dalam pernikahan adalah kehendak Allah dan wujud persekutuan secara fisik dan jiwa. Seks diluar nikah ditentang Allah dan melanggar kekudusannya.

Hidup dalam kesepadanan sebagai suami-istri. Perempuan diciptakan untuk menolong laki dan objek kasih laki-laki. Jalan keluar yang diambil Allah untuk mengatasi kesepian laki-laki adalah menciptakan perempuan dari tulang rusuknya sendiri. Matthew Henry, menulis, bahwa “Perempuan tidak diciptakan dari kepala seorang laki-laki; ia tidak diciptakan untuk mengepalai laki-laki. Perempuan tidak diciptakan dari kaki seorang laki-laki untuk diinjak-injak oleh seorang laki-laki. Akan tetapi, seorang perempuan diciptakan dari bagian samping seorang laki-laki. Perempuan diciptakan sederajad dengan laki-laki; Perempuan diciptakan dari dekat lengannya supaya dilindung oleh laki-laki. Perempuan diciptakan dari dekat hati laki-laki, untuk dikasihinya dengan sepenuh hati”. Laki-laki membutuhkan perempuan demi keutuhannya sebagai laki-laki, perempuan membutuhkan laki-laki demi keutuhannya sebagai perempuan. Jadi, demi memenuhi kebutuhan masing-masing, satu dengan yang lain. Mereka sederajat di hadapan Allah.

Hidup menjadi berkat bagi sesama. Pernikahan Kristen, dipanggil menjadi berkat bagi sesama. Melalui keteladanan hidup dan karya nyata keluarga, mereka melayani Tuhan melalui orang lain. Kekayaan persekutuan mereka dengan Tuhan, menjadi sumber kekuatan untuk menunjukkan teladan hidup yang baik dan pelayanan yang tulus. Pernikahan bukan hanya dinikmati berdua, tetapi melalui kesaksian keluarga orang lain dapat mengenal Kristus. Pelayanan suami-istri, sangat efektif memenangkan keluarga lain bagi Kristus.

Edith Schaeffer, mengatakan bahwa keluarga adalah sebentuk kehidupan yang sedang mengalami perubahan, satu jalinan keseimbangan ekologis, tempat bagi lahirnya aktifitas, pusat pembentukan hubungan manusia, tempat perlindungan tatkala badai menerpa kehidupan, tempat penerimaan dan penyampaian kebenaran secara terus menerus, sebuah unit ekonomi, bentuk control yang bersifat mendidik, sebangun museum yang berisikan banyak kenangan, dan sebuah pintu dengan beberapa engsel serta kunci. (Visi Allah Bagi Keluarga, PPA 2006)

Membangun Kesamaan Visi Pernikahan

Visi adalah sebuah esensi kehidupan, yang memberikan arah dari semua hal yang direncanakan dan dikerjakan. Keluarga yang dapat hidup sesuai rencana Allah adalah yang diarahkan oleh visi. Karena itu, laki-laki dan perempuan yang sudah siap masuk dalam lembaga pernikahan harus memiliki kesepakatan bagaimana keluarga mereka memiliki visi yang sama.

Realitas dunia sangat kuat mengancam keutuhan keluarga zaman ini. Oleh karena itu seharusnya setiap calon pasangan suami-istri, sedini mungkin menggumuli visi hidup yang sama. Berdasarkan visi itu mereka harus mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatunya. Merealisasikan visi membutuhkan perencanaan dan komitmen bersama. Hal penting yang dapat dilakukan adalah kedua pasangan menggumuli kehendak Tuhan bagi pernikahan mereka. Pertemuan yang berkualitas, memikirkan bagaimana pernikahan menjadi kemuliaan Allah dan berkat bagi sesama. Pernikahan yang sehat adalah perjuangan seumur hidup. Semakin bertumbuh mengenal Allah dan efektif berkaya bagi misi Allah di dunia.

Rahasia Hidup Berkomitmen

Dalam kehidupan pernikahan, rahasia hidup berkomitmen adalah:

  1. Perbaharuilah komitmen setiap hari.
  2. Beri kesempatan kepada Allah untuk menolong anda dan mempertahankannya.
  3. Jangan mengabaikan atau menganggap enteng pernikahan anda. Perbaharui dan perkaya kesegaran setiap hari.
  4. Jangan membiarkan keadaan dunia memperbudak pernikahan anda.
  5. Ambil langkah- langkah yang spesifik dan pasti untuk menjangkau impian dan tujuan yang anda harapkan dalam pernikahan.

Komitmen Sebuah Pernikahan ideal

Di dalam kehidupan pernikahan yang ideal, penting untuk memiliki komitmen sebagai berikut:

  1. Komitmen untuk menikah.
  2. Komiten untuk lepas dari masa lalu.
  3. Komitmen untuk mencintai.
  4. Komitmen untuk berubah.
  5. Komitmen memahami diri sendiri.
  6. Komitmen mengevaluasi harapan dan membuat sasaran.
  7. Komitmen membuat keputusan yang bijaksana.
  8. Komitmen untuk berkomunikasi.
  9. Komitmen untuk mendengarkan.
  10. Komitmen untuk menyelesaikan konflik.
  11. Komitmen untuk mengontrol masalah.
  12. Komitmen membangun hubungan dengan pihak keluarga masing- masing.
  13. Komitmen untuk mengampuni dan berdoa bersama.

Respon dan Langkah Pasti

Dengan menghayati uraian di atas, setiap laki-laki atau perempuan seharusnya menjalani hidupnya relevan dengan kebenaran Alkitab.

  1. Hayati sungguh-sungguh rencana bagi kehidupan antara laki-laki dan perempuan.
  2. Jalin hubungan yang benar di mata Tuhan untuk meraih sebuah perjalanan cinta sejati yang terikat dalam sebuah pernikahan kudus.
  3. Kalau sudah mulai, peliharalah keindahannya dalam anugerah Tuhan. Jika belum, sekarang saatnya Anda harus membuat langkah nyata untuk menikmati perjalanan hidup yang telah Dia anugerahkan kepada saudara.
  4. Jika Anda sudah siap menikah, periksalah sejauh mana kesiapan Anda terhadap hidup berkomitmen atas beberapa aspek tersebut di atas.
BAGIKAN: