Beriman dan Berdoa Bagi Indonesia

“Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!” (Mazmur 72:18)

Ada yang mengatakan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah sebuah keajaiban. Pemuda dari pelbagai pulau, suku dan bahasa bisa sepakat mengikrarkan, “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia”. Berkumandang pertama kali lagu Indonesia Raya “… Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku, Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya.”

Saat ini, di tengah gejolak politik yang terjadi di Indonesia, kita kembali butuh keajaiban. Masih adakah keajaiban? Ada! Karena Tuhan ada dan bertindak. Firman Tuhan dalam Mazmur 72:18 menyatakannya. Allah sendiri yang melakukannya. Begitu pula yang diungkapkan kitab Daniel: “Dan oleh karena akalnya, penipuan yang dilakukannya akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala raja. Tetapi tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan.” (Daniel 8:25)

Apa arti TUHAN yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri? Dalam ayat ini ada penegasan bahwa Allah sendiri yang melakukan keajaiban. Dalam sejarah perjalanan umat Allah, berulang-ulang kita melihat Tuhan sendiri turun tangan memberikan kemenangan dan keluputan bagi bangsa Israel. Sepuluh tulah ditimpakan Tuhan kepada Mesir. Laut Teberau terbelah dua. Matahari berhenti ketika Israel berperang melawan bangsa Amori. Kuda dan kereta berapi mengelilingi nabi Elisa ketika diserbu tentara Aram. Sadrakh, Mesakh, Abednego luput dari kobaran api, mulut singa tertutup di depan Daniel, dan seterusnya.

Dari kisah-kisah tersebut, kita dapat menarik kesimpulan, bahwa terkadang ada situasi atau musuh yang terlalu kuat untuk dikalahkan dan diatasi dengan kekuatan manusia, melampaui kekuatan natural fisik, akal budi manusia. Oleh karena itu Tuhan sendiri yang melakukan keajaiban mewujudkan rencana dan kehendak-Nya.

Kisah perjuangan Ratu Ester meneguhkan kebenaran ini. Ester tahu posisinya yang sangat penting dan strategis untuk menyelamatkan bangsanya. Tapi Ester tahu tidak ada jaminan manusia bahwa ia akan berhasil kecuali Tuhan bertindak. Oleh karena itu Ester merendahkan diri berpuasa dan berdoa tiga hari lamanya bersama seluruh dayang-dayangnya dan segenap orang Yahudi. Di hari ketiga, barulah dia datang menghadap Raja. Diceritakan bagaimana Ester berpakaian sempurna sebagai ratu, menunggu di tempat yang strategis dilihat raja. Kemudian terjadilah raja melihat Ester dan mengulurkan tongkat emasnya sebagai tanda bahwa dia berkenan. Satu titik krisis sudah terlewati, titik yang menentukan mati hidupnya Ester.

Langkah berikutnya adalah pengajuan pembatalan surat keputusan pembantaian orang Yahudi yang dibuat Haman. Saat itu, terlihat Ester sangat berhati-hati. Dua kali raja bertanya, bahkan yang kedua, ketika raja sedang minum anggur, “Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi.” (Ester 5:6). Namun, Ester menunda jawabannya. Mengapa? Tampaknya Ester peka akan waktu Tuhan. Ada satu proses yang harus dilewati raja. Jawabannya kita temukan di pasal berikut. “Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros.” (Ester 6:1-2).

Tidak kebetulan malam itu, raja minta dibacakan catatan sejarah dan menemukan catatan tindakan Mordekhai, seorang Yahudi yang menyelamatkan raja. Informasi ini menentukan sikap hati raja terhadap keselamatan nyawa orang Yahudi. Raja berhutang nyawa. Lewat peristiwa malam itu terjadilah kebenaran ini, Amsal 21:1 “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.” Tuhan sendiri yang mengarahkan hati raja dari Haman kepada Mordekhai.

Dalam setiap pemilihan umum yang diadakan di Indonesia, dapatkah kita memastikan bahwa Indonesia akan mendapatkan pemimpin dan wakil rakyat yang baik dan benar? Sulit sekali bahkan mustahil. Kalimat terkenal dari Lord Acton, “Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely”, menunjukkan bahwa kekuasaan berbanding terbalik dengan hukum dan keadilan. Semua penguasa cenderung mengabaikan hukum dan keadilan. Kita tidak dapat memastikan penguasa yang terpilih akan berjuang menegakkan hukum dan keadilan. Di sisi lain, ketika ada penguasa yang menegakkan hukum dan keadilan, ada pihak yang tidak menyukai dan menentangnya bahkan berusaha merebut kekuasaannya. Mengapa? Secara teologis, kita mengerti bahwa di balik pertarungan yang baik dan yang jahat ada peperangan dengan kerajaan kegelapan. Tanpa perbuatan ajaib Tuhan, kita tidak bisa menang melawan kerajaan kegelapan dengan segala kekuatan, dusta dan tipu muslihatnya.

Karena itu dalam terang Mazmur 72, mari kita berdoa:
“Kiranya Tuhan memberikan hukum dan keadilan bagi raja” (ay 1-4)
“Kiranya raja itu berumur panjang, berhasil dan sukses” (ay 5-7)
“Kiranya raja itu dihormati bangsa-bangsa” (ay 8-11)
“Kiranya raja diberkati berlimpah-limpah” (ay 15-17)

Sementara berjuang, mari kita beriman dan berdoa bahwa Tuhan membuat semua yang kita mohonkan itu terjadi. Tuhan berkenan memberkati, memberikan Indonesia Presiden dan Wakil Rakyat yang baik dan benar.

“Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! … Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!” (Mazmur 72:1-2,18)

Kita aminkan bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.” Melewati pemilu tahun ini, kita imani dan doakan bahwa kembali atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, Indonesia semakin damai dan sejahtera, makin merdeka dari korupsi, kemiskinan dan ketidakadilan.

Mari beriman, berdoa & ambil bagian untuk Indonesia Raya
“…atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa… Amin.”

BAGIKAN: