Kamp Nasional Mahasiswa 2019

[siteorigin_widget class=”SiteOrigin_Widget_Image_Widget”][/siteorigin_widget]
[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Selama enam hari mengikuti Kamp Nasional Mahasiswa 2019 (KNM) banyak pembelajaran yang telah saya dapatkan, berangkat dari tulisan Sekjen Perkantas yaitu pak Triawan Wicaksono dalam buku acara KNM yang mengatakan “Misi Allah adalah misi integral, artinya mandat budaya dan mandat Injil digumulkan dan dikerjakan dengan serius. Di satu sisi kita harus berjuang untuk membawa keadilan, kebenaran dan kesejahteraan bagi bangsa melalui pekerjaan/profesi kita. Di sisi yang lain kita harus menyatakan Injil baik melalui tingkah laku maupun perkataan kita. Ini seperti dua sisi mata uang”. Dari pemikiran tersebut saya merasa hal itu sangat penting bagi seorang mahasiswa yang sedang menggumulkan pekerjaan ketika sudah lulus nanti, selama KNM berjalan saya mendapat banyak inspirasi baik melalui pesan Firman, Pujian, dan pergumulan setiap Persekutuan di setiap wilayah, dari beberapa pesan firman saya dikuatkan untuk siap mengabarkan kabar baik kepada seluruh bangsa apapun profesi saya nanti, selain itu integritas dalam bekerja harus tercermin dalam profesi apapun yang akan saya emban. Selain itu anugerah Tuhan yang sangat saya syukuri adalah keberagaman Indonesia yang begitu kaya, keberagaman suku, kebudayaan dan bahasa terdapat dalam KNM. Keberagaman lainya adalah dapat saling diskusi antar lintas agama dengan pejuang nilai-nilai kebangsaan Gusdur yang disebut “Gusdurian”, saya belajar banyak hal dalam menghargai dan memiliki sikap toleransi terhadap saudara-saudara yang memiliki latar belakang agama yang berbeda. Suatu refleksi pribadi yang saya harus pegang teguh adalah menjadi seorang pekerja dalam profesi apapun harus memiliki integritas dan mencerminkan teladan Kristus dan siap untuk memberitakan Injil kepada siapapun.” (Pernando Sigalingging, Ukrida)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Semua bagian Firman Tuhan dan khotbah kebanyakan menohok aku, mulai dari sesi 1 dibukakan untuk menyadari bahwa Yesus adalah Raja dan semakin dijelaskan Mr. Richard Pratt lewat Doa Bapa Kami, bener kata beliau seringkali kita kurang menghidupi kalau Yesus adalah Raja dan lebih menganggap Yesus itu Bapa/Opa yang baik banget jadi apapun yang kita ingini pasti diberikan. Padahal enggak, di atas segalanya ya seharusnya memang untuk kemuliaan-Nya. Selain itu PA dan kapsel juga sangat aku nikmati. PA yang membahas harta dunia dan harta surga mengajarkan aku untuk enggak mikirin duit terus-terusan apalagi dalam masa transisi dari mahasiswa ke alumni ini seringkali buat aku jadi khawatir tentang hidup (dan uang pastinya), kerennya lagi langsung disambung sama Mat. 6:25-34, perikop itu sangat menghiburku, apalagi ayat 32b, “Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” Bersyukur sekali. Kalau saat kapsel, aku justru lebih banyak melihat kebobrokan ku dan PMK kampusku. Aku ikut kapsel yang melayani kaum intelektual, kata Mas Triawan hal terpenting adalah memuridkan, membina dengan baik kaum intelektual (siswa dan mahasiswa). KK di PMK kampusku kurang berjalan baik, hal itu buat aku sedih sekali dan merasa gagal. Tapi sangat bersyukur juga, aku yakin semuanya bisa menjadi baik bila diperjuangkan walau memang butuh proses, jadi aku akan tetap berjuang buat PMK kampusku. Semoga Tuhan menolong.” (Imelda Anggito, Universitas Budi Luhur)

[siteorigin_widget class=”Divider”][/siteorigin_widget]

“Di tengah-tengah dunia yang semakin jahat, saya bersyukur sekali mendapatkan kesempatan untuk melihat, menikmati, dan membayangkan Kerajaan Tuhan seperti apa melalui KNM yang dilaksanakan 3 tahun sekali ini. Hal yang paling berkesan pada KNM ini ketika berbicara mengenai doa Bapa Kami (Matius 6:9-13). Fokus dalam doa tersebut bukan mengenai diri kita sendiri, tapi fokus pada pelebaran Kerajaan Allah di dunia. Begitu juga dengan permohonan-permohonan pada ayat 11-13, hal tersebut bukan bertujuan untuk berkat pada kesenangan kita, tetapi mengarahkan kita untuk fokus membangun Kerajaan Allah. Saya belajar sebagai “Pengikut Kristus” saya akan selalu menjadi seorang murid, dan seorang murid adalah orang yang selalu belajar. Melihat penyertaan Tuhan pada bangsa ini mendorong saya untuk terus belajar komitmen mendoakan setiap kota-kota di Indonesia. Saya diteguhkan bahwa saya ada dalam misi besar Allah. Suatu kehormatan ketika saya bisa masuk dalam timnya Tuhan yang sudah pasti akan menang. BANGKIT! JADI MURID MENJALANKAN MISI ALLAH.” (Immanuel Victory Rumayar, Universitas Bina Nusantara)

BAGIKAN: