Miracle of Christmas

“She will give birth to a son, and you are to give Him the name JESUS, because He will save His people from their sins. All this took place to fulfill what the Lord had said through the prophet: The virgin will be with child and will give birth to a son and they will call Emmanuel which means, God with us.” (Matthew 1:21-23)

Natal berasal dari bahasa latin yang berarti ‘kelahiran’. Di tengah-tengah peristiwa kelahiran yang merupakan peristiwa yang lazim dalam kehidupan di dunia ini, hadirlah sebuah keajaiban Natal yang istimewa dalam sejarah. Kelahiran seorang Anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus (Mat. 1:26a). Mengapa kelahiran Yesus merupakan keajaiban Natal yang istimewa?

1. Bayi Yesus dikandung dan dilahirkan oleh seorang anak dara (Mat.1:23)

Fakta seorang anak dara dapat mengandung merupakan peristiwa yang ajaib dan istimewa, melampaui pengetahuan medis dan pengetahuan apapun yang ada di dunia ini. Peristiwa ini sendiri merupakan penggenapan dari nubuat Yesaya, “Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his name Immanuel,” (Is. 7:14). Yesaya menggunakan kata “behold” di sini tentu mau menyatakan sesuatu yang ajaib dan menakjubkan. Ketika seorang malaikat datang kepada Maria, maka konsistensi nubuat ini dikumandangkan oleh malaikat tersebut dengan menyebut Maria sebagai seorang anak dara (Luk. 1:27) yang akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yesus dan juga akan disebut “Anak Allah Yang Mahatinggi” (Luk. 1:30-80). Kitab Suci juga memaparkan dengan jelas tentang kepermanenan keperawanan Maria selama mengandung Yesus, dengan menuliskan bahwa selama menikahi Maria (Mat. 1:24), Yusuf tidak bersetubuh dengannya sampai Maria melahirkan anaknya laki-laki yang Yusuf namai Yesus (Mat. 1:25).

2. Bayi Yesus dikandung dari Roh Kudus (Mat. 1:18, 20)
Semua fakta yang dicatat menyatakan bahwa anak yang ada dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus (Mat. 1:20). Termasuk pernyataan khusus bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan istrinya sampai ia melahirkan anak laki-laki (Mat. 1:20). Dan, kutipan nubuat Yesaya tentang anak dara yang mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, Imanuel (Mat. 1:23 dari Yes. 7:14), telah menghilangkan semua kemungkinan dari dalam pikiran para pembaca bahwa Yesus dilahirkan sebagai hasil dari pembuahan biasa. Dengan demikian, peristiwa Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus bukan terjadi dengan cara insani biasa melainkan karya Roh Kudus yang mengintervensi dalam rahim Maria. Tidak ada seorangpun di kolong langit ini, baik yang ada dahulu, sekarang, maupun akan datang, yang kelahirannya menyerupai kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus sungguh-sungguh merupakan kelahiran atau Natal yang unik, yang tiada duanya, yang sungguh-sungguh melampaui rasio manusia, Miracle of Christmas.

Natal yang Istimewa Membuahkan Kehidupan yang Istimewa

Kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang memberi arti penting dan kekal bagi umat manusia. Matius 1:21 menuliskan maksud kelahiran Yesus ke dunia, yaitu untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Istilah dosa yang dipakai disini adalah hamartia, yang memiliki makna, “missing the mark as with an arrow, as a warrior who throws his spear and fails to strike his adversary, or as a traveller who misses his way. Sin is conceived as a failing and missing the true end and scope of our lives, which is God.” Kebaikan dan kesalehan sehebat apapun yang manusia lakukan dalam statusnya sebagai manusia berdosa, merupakan kebaikan dan kesalehan yang tak akan pernah bisa mencapai sasaran yang Allah inginkan.

Kitab Suci menuliskan bahwa “tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Roma 3:10-12).

Dengan demikian dosa merupakan masalah terberat bagi manusia dan mustahil untuk diselesaikan oleh siapa pun juga. Padahal seluruh penderitaan yang dialami manusia di kolong langit ini dikarenakan oleh kejatuhan manusia dalam dosa. Dosa bukan hanya menimbulkan kepedihan dan kehancuran bagi manusia dalam kesementaraan saja, melainkan juga mengakibatkan kebinasaan kekal.

Oleh karena itu karya pengentasan dosa merupakan karya yang maha penting, karena dosa merupakan pemisah antara manusia dengan Allah (Yes. 59:1-2). Untuk karya yang maha penting inilah, Yesus lahir ke dalam dunia, seperti dituliskan dalam Matius 1:26 “And she shall bring forth a Son, and Thou shalt call His name Jesus: He shall save his people from their sins”. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Rm. 3:25; Yoh. 3:16).

Bebas dari belenggu dosa dan memiliki relasi yang hidup kembali dengan Tuhan merupakan puncak kebahagiaan sejati dan arti hidup setiap insan yang percaya kepada-Nya. Demi kehidupan istimewa seperti ini dialami oleh manusia, maka Yesus lahir di dunia. Penyelamatan manusia dari dosa juga membuahkan sebuah kehidupan yang menikmati Imanuel yaitu Allah yang bersama kita (Mat. 1:23). Inilah buah dari Natal. Setiap manusia yang sungguh-sungguh mengalami Natal dalam hidupnya, akan menikmati hidup yang senantiasa bersama dengan Allah. Bukan hanya 24 jam tanpa henti, bukan hanya 1 bulan penuh tanpa henti, bukan hanya satu tahun, beberapa tahun, puluhan tahun, tetapi untuk selama-lamanya. Baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah. Baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah. Atau pun, suatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan orang percaya dari kebersamaan dengan Allah dan kasih-Nya, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Menikmati kebersamaan dengan manusia terbatas yang punya kekuasaan dan kekayaan yang melimpah apalagi sangat mengasihi kita saja membuat kita merasa aman dan tenang. Lebih-lebih hidup bersama dengan Tuhan yang melampaui semuanya itu, seharusnya kita jauh lebih merasa aman dan tenang. Jika orang di luar Kristus mengalami hidup tanpa Allah di dalam dunia (Ef. 2:12), maka Imanuel “Allah bersama kita” akan dialami secara nyata oleh setiap orang yang telah mengalami Miracle of Christmas dalam hidupnya.

BAGIKAN: