Persekutuan Umat Allah

Salah satu hal menarik dari kisah Harry Potter adalah persahabatan yang terjalin antara Harry, Ron dan Hermione. Meskipun judul film menggunakan nama Harry Potter, tetapi kisah kepahlawanan Harry melawan Voldermort tidak dapat dipisahkan dari sahabat-sahabat yang membantunya bahkan dalam episode terakhir seluruh teman-teman Harry di akademi membantunya untuk melawan kekuatan jahat Voldemort. Kisah kepahlawanan seorang super hero tidak dapat dipisahkan dari orang-orang sekitar yang membantunya, tidak ada super hero yang diceritakan hidup sendiri tanpa sahabat atau orang-orang yang membantunya.

Demikianlah kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari komunitas atau orang lain. Manusia adalah mahkluk sosial, hal ini berarti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan manusia lain. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan Hawa untuk Adam, agar Adam tidak seorang diri saja tetapi mendapatkan penolong yang sepadan (Kej. 2:18). Manusia diciptakan dalam relasi bukan hanya dengan Tuhan tapi juga untuk berelasi dengan sesama.

Dalam Efesus 2:11-22, Paulus menuliskan kepada jemaat Efesus mengenai kesatuan umat Allah yang tercipta karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Efesus adalah kota dengan penduduk yang beragam dan terjadi percampuran budaya. Orang Kristen dalam kota ini pun beragam ras, suku dan budaya. Ada orang-orang Yahudi dan non Yahudi, mereka inilah yang disebutkan oleh Paulus dalam perikop ini dengan Jauh dan dekat; orang asing dan pendatang.

Jikalau dalam perikop sebelumnya (Ef. 2:1-10) Paulus banyak berbicara tentang bagaimana kita diselamatkan, maka dalam Efesus 2:11-22 Paulus berbicara kepada jemaat Efesus mengenai kesatuan di dalam Kristus. Kesatuan yang bukan karena keseragaman tapi kesatuan dalam keberagaman. Bersatu dalam keseragaman (segala sesuatu sama) adalah hal yang biasa terjadi. Sebuah komunitas biasanya terbentuk karena keseragaman, punya hobi yang sama, budaya yang sama dan lain sebagainya. Namun jemaat Kristen di Efesus memiliki keberagaman yang dapat menjadi pemicu konflik.

Keberagaman tentu dapat menimbulkan pertengkaran, perselisihan bahkan perpecahan dalam jemaat Efesus pada masa itu. Salah satunya adalah perbedaan pandangan/pengajaran mengenai masalah sunat. Keberagaman yang terdapat dalam jemaat di Efesus inilah yang mendorong Paulus untuk mengingatkan jemaat Efesus bahwa meski mereka beragam/berbeda, namun mereka sudah dipersatukan oleh Kristus (Ef. 2:11-16).

Bukan hanya dalam jemaat Efesus ditemukan keberagaman. Dalam persekutuan kristen baik di sekolah, kampus maupun kantor, juga terdapat keberagaman. Kita pastinya dapat menemukan orang-orang yang memiliki banyak perbedaan dengan kita. Ada orang-orang yang berasal dari suku dan budaya yang berbeda. Kita dapat juga bertemu dengan orang-orang yang beragam dalam hal hobi, karakter, pemikiran dan sifat dalam persekutuan Kristen.

Dengan demikian, keberagaman adalah hal yang tidak dapat dielakkan dalam persekutuan umat Allah. Namun, keberagaman seharusnya tidak menjadi sebuah alasan untuk umat Allah tidak bersatu/terpecah karena yang mempersatukan bukanlah hobi, pemikiran ataupun budaya yang sama, yang mempersatukan adalah Kristus. Di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus (Ef. 2:13).

Kita yang percaya kepada Kristus dipersatukan olehNya sehingga kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (Efesus 2:19). Kasih karunia Allah dalam dan melalui Kristus bagi setiap kita yang percaya kepadaNya, bukan hanya memberikan anugerah keselamatan tapi juga menganugerahkan kepada kita persekutuan yang indah dengan saudara seiman.

Di dalam Persekutuan Kristen, kita yang tadinya tidak saling mengenal, kita yang tadinya jauh karena perbedaan di antara kita telah dipersatukan oleh karya Kristus yang telah menebus dan menyelamatkan kehidupan kita. Keberagaman mungkin dapat menimbulkan konflik. Namun, Persekutuan umat Allah adalah tempat dimana orang-orang yang telah alami kasih Allah berkumpul. Salah satu ciri penting dari persekutuan Kristen seharusnya adalah Kasih. Persekutuan Kristen seharusnya menjadi tempat dimana kasih Allah dinikmati dan dibagikan.

Oleh karena itu, dalam persekutuan umat Allah perbedaan yang ada seharusnya dapat disikapi dengan kasih sehingga tidak ada yang merasa terasing, tidak ada yang seharusnya merasa tertolak demikian juga kita sebagai orang yang percaya, seharusnya tidak menjauhkan diri dari persekutuan hanya karena perbedaan atau ketidaksukaan tertentu.

John Stott mengatakan: “Sebagaimana ikan dibuat untuk air, umat manusia dibuat untuk kasih, untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita.” Sebagai orang-orang yang telah mengalami kasih Allah maka, seharusnya dalam persekutuan Kristen tiap-tiap anggota saling mengasihi sebagaimana Allah telah sedemikian mengasihi kita (1 Yoh. 4:11). Kasih yang tulus dan tidak membeda-bedakan, kasih yang kudus yang tidak kompromi dengan dosa. Kasih yang nyata bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yoh. 3:18). Kasih yang demikian akan memperhatikan mereka yang membutuhkan, Kasih yang aktif-inisiatif, peka melihat kebutuhan orang lain, kasih yang rela berkorban dan bukan mengorbankan orang lain.

Ketika persekutuan umat Allah umat hidup dalam kasih, bertumbuh dalam kasih maka kasih Allah yang tercermin dalam persekutuan umat Allah akan menjadi menjadi kesaksian serta berkat bagi orang-orang di sekitar yang belum mengalami kasih Allah sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan jemaat mula-mula dimana mereka disukai oleh banyak orang (Kis. 2:47).

Persekutuan umat yang di dalamnya kasih Allah nyata tidak mungkin menjadi sebuah persekutuan yang egois yang hanya mementingkan kepentingan anggotanya saja. Kasih Allah seharusnya tidaklah egois, kasih Allah sejatinya adalah memberi bagi sesama dan bukan hanya mengambil ataupun menyimpan untuk diri sendiri. Kehadiran persekutuan umat Allah entah di sekolah, kampus, kantor ataupun gereja kiranya menjadi persekutuan yang membangun dirinya di dalam kasih dan membagikan kasih tersebut kepada sekitar.

BAGIKAN: