Model Kepemimpinan Kristus

…untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan proses panjang yang harus dilalui dengan perjuangan, pengalaman, pembelajaran, ketekunan dan kerja keras, dan harus ditempuh dengan cara-cara yang benar.

Krisis moneter pada tahun 1997 akibat turunnya secara drastis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sebagai contoh di bidang ekonomi, banyak pengusaha dan pemilik bank mengalami kebangkrutan karena utang mereka dalam mata uang dolar menjadi lima kali lipat lebih besar dan modal usaha mereka menciut secara drastis. Utang pemerintah dan swasta kepada luar negeri menjadi berlipat ganda dan pemerintah tidak sanggup lagi memberi subsidi untuk kebutuhan pokok rakyat yang begitu besar dan subsidi harus dikurangi. Krisis ekonomi itu disusul dengan krisis politik, krisis hukum, krisis moral, krisis budaya dan krisis keamanan yang lazim disebut dengan krisis multidimensi.

Tak hanya itu, krisis multidimensi masih ditambah lagi dengan krisis kepercayaan. Masyarakat makin hilang kepercayaannya kepada pemimpin karena hilangnya roh kepemimpinan sejati dari sebagian besar pemimpin. Bangsa Indonesia menghadapi suatu situasi berat karena selain menghadapi krisis multidimensi, mereka juga kehilangan kepercayaan kepada para pemimpinnya karena lebih mengutamakan kepentingan sendiri dan kelompoknya ketimbang kepentingan rakyat. Padahal kepemimpinan sejati merupakan harapan dan benteng terakhir bangsa ini untuk membawa bangsa dan negara ini keluar dari krisis-krisis lainnya.

Seperti apakah model kepemimpinan sejati itu? Dan, dari Siapakah pemimpin-pemimpin bangsa kita bisa belajar tentang kepemimpinan sejati? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, marilah kita belajar dari Kristus, Sang Pemimpin Sejati. Model kepemimpinan Kristus dalam Yohanes 12:23-26 ditandai dengan tiga hal, yaitu :

KASIH adalah motivasi mendasar dalam kepemimpinan Yesus. Gambarannya adalah biji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati. Hal ini menunjukkan bagaimana Yesus membicarakan tentang kematian-Nya. Kematian-Nya di kayu salib merupakan perwujudan KASIH-Nya yang sangat besar (Yoh.3:16) dengan memberikan hidup-Nya sendiri untuk menebus dosa-dosa manusia. Diri-Nya siap memberi hidup-Nya dengan KASIH yang penuh pengorbanan.

He gave His life with His sacrificial love,
He gave His life to ransom my soul.

KETELADANAN merupakan pengaruh kunci dalam kepemimpinan Yesus. Keteladanan dalam ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya (Yoh.4:34). Baik dalam pengajaran maupun perbuatan nyata, Yesus memberikan contoh diri-Nya sendiri. Yesus konsisten atas apa yang Dia katakan dan Dia lakukan, menjadi seorang pribadi yang berintegritas: tak ada jarak antara apa yang Dia lakukan dan katakan. Contohnya, di Yohanes 13. Yesus memberi teladan kehambaan-Nya kepada murid-murid-Nya. ”Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh.13:14-15).

ORIENTASI dari kepemimpinan Yesus adalah menghasilkan banyak buah. Contoh kepemimpinan yang demikian disebut dengan “Fruitful Leadership” yaitu kepemimpinan yang berorientasi kepada perubahan hidup dan keselamatan jiwa banyak orang. Fruitful Leadership sangat bertolak belakang dengan kepemimpinan duniawi yang berorientasi kepada kesejahteraan pribadi. “Leadership is not about status. It’s about the function and purpose.”

Apa yang Tuhan Yesus “tuntut” dari kita? Dalam ayat 26 Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” Tuhan Yesus meminta kita untuk mengikuti Dia karena di mana Yesus berada, di sana pengikut-Nya berada. Lalu, apa yang dapat kita harapkan dari para pemimpin bangsa kita sekarang? Kita berharap mereka meniru model kepemimpinan Kristus. Model kepemimpinan yang ditandai dengan kasih, ketaatan, dan berorientasi jiwa. “Not power leadership model, but Jesus leadership model.” Mari kita doakan kiranya Tuhan dalam wahyu umumnya menganugerahkan hal-hal itu kepada pemimpin-pemimpin bangsa kita tercinta.

BAGIKAN: