Be Different

“Only dead fish go with the flow “ – Robert Daly

Suatu hari, Cathy mengikuti Kelompok Kecil (KK) di sekolah. Setelah beberapa kali megikuti pertemuan, akhirnya Cathy secara pribadi menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat. Cathy merasa sangat bahagia dan terus semangat mengikuti KK. Bab demi bab buku KK dibahas dan tidak terasa ternyata Cathy semakin memiliki hidup yang berbeda dengan teman-teman pada umumnya dan menjadi teladan yang positif bagi sesamanya. Beberapa contoh di antaranya, ia menjadi anak yang tidak lagi menyontek ulangan dan tugas, belajar sungguh-sungguh, tidak bolos kelas, dan rajin membantu orangtuanya. Padahal teman-teman seusianya justru menganggap menyontek hal yang biasa, rata-rata malas belajar, dan suka melawan orang tua. Tetapi menyedihkan, dalam beberapa kesempatan, Cathy mendapatkan tantangan ketika ia berusaha hidup berbeda dengan teman-temannya, ia dianggap “sok suci” karena tidak mau menyontek dan memberikan contekan saat ulangan dan menegur teman yang melakukan aksi bullying di sekolah. Tetapi tanggapan negatif dari orang lain tidak mematahkan semangat Cathy, karena Ia tahu, Ia melakukan hal-hal benar bukan untuk diapresiasi manusia, melainkan untuk Tuhan.

Sebagai seorang yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, salah satu panggilan yang kita miliki adalah menjadi berbeda dengan dunia ini. Kita tidak bisa mengatakan kita sudah mempertuhankan Kristus, jika nyatanya dalam kehidupan sehari-hari justru hidup kita sama dengan dunia ini.

Apa artinya Be Different?

Be Different = Menjadi berbeda. Berbeda yang dimaksud adalah menjadi berbeda atau tidak serupa dengan dunia ini. “Janganlah kamu serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).

Mengapa kita harus berbeda dengan dunia ini?

1. Dunia ini bukanlah surga

Dunia ini bukanlah surga dan sekarang ini dunia belum kiamat. Sehingga dunia tempat kita hidup sekarang masih penuh dengan berbagai-bagai dosa dan pencobaan, iblis pun masih memiliki kemampuan untuk menggodai kita. Sehingga ketika dunia ini mengajarkan berbagai hal yang berbeda dengan apa yang Tuhan Yesus katakan, inilah saat yang tepat bagi kita mengatakan “LET’S BE DIFFERENT!

2.   Identitas kita adalah Garam dan Terang Dunia

Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan dalam Matius 5: 13-16 bahwa identitas kita adalah Garam dan Terang Dunia. Digunakan kata “Kamu adalah garam dunia (ay.13) … Kamu adalah terang dunia (ay 14)” tidak digunakan kata “Kamu harus menjadi…” atau “Sebaiknya kamu menjadi…” melainkan “Kamu adalah…”. Sehingga ini bukanlah nasihat, anjuran, atau perintah, melainkan identitas kita sesungguhnya. Kita juga perlu mengetahui bahwa pada zaman dahulu, selain digunakan sebagai bumbu masakan, garam digunakan untuk mencegah pembusukan. Sementara terang digunakan untuk meniadakan gelap. Sehingga ketika kita disebut garam dan terang, kita dipanggil untuk mencegah pembusukan dunia dan menerangi dunia yang gelap ini oleh karena dosa manusia.

3. Pengorbanan Tuhan Yesus yang begitu mahal bagi dosa-dosa kita

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib menunjukkan betapa mahalnya hutang-hutang dosa kita di hadapan Allah. Seharusnya kita yang dimurkai, dibinasakan, dan tidak mendapat tempat di surga atas setiap dosa-dosa yang kita perbuat. Tetapi karena kasih-Nya, Tuhan Yesus rela mati di kayu salib. Ia dicambuk, tangan dan kakinya dipaku, kepalanya direkatkan mahkota duri yang membuat kepalanya berdarah, bahkan perasaan ketika digantung di kayu salib dengan keadaan masih hidup adalah penderitaan luar biasa sakitnya. Lantas dengan apa kita membalas kasih-Nya? Apakah membalas dengan mau disalib juga? Tentunya tidak, salah satu cara kita benar-benar menghayati kematian-Nya dan bersyukur adalah dengan terus-menerus hidup berkenan dihadapan-Nya dan hidup berbeda dengan dunia ini.

4. Orang lain melihat hidup kita

Salah satu cara orang lain dapat melihat Yesus adalah melalui cara hidup kita. Ketika hidup kita sama saja dengan dunia ini, maka orang lain akan sulit tertarik dengan Tuhan Yesus “Oh ternyata orang Kristen kayak begini toh, sama aja kok”. Sesungguhnya ketika mereka tidak tertarik dengan hidup kita, kita sedang membiarkan mereka tidak tertarik pada Yesus.

Bagaimana hidup yang Be Different dengan dunia ini?

Saya akan memberikan beberapa cara hidup hidup yang be different dengan dunia ini, meski tidak terlalu banyak, kiranya menolong teman-teman mendapatkan aplikasi praktisnya.

Beberapa cara hidup yang be different:

Hal Dunia Be Different (tidak serupa dengan dunia)
Medsos Menggunakan medsos dengan tidak bijaksana (terus menerus update status galau, tempat menyindir/menghina orang lain, melihat hal-hal yang berhubungan dengan pornografi, dan lain-lain) Menggunakan medsos dengan bijaksana (update status yang menyemangati, share saat teduh, share pengalaman bersama Tuhan (kesaksian), chat personal orang-orang yang lagi butuh disemangati dan menanyakan apa yang mau didoakan, share wallpaper/quote rohani, dan lain-lain)
Sekolah Males-malesan belajar, melawan guru, mengerjakan PR di sekolah, menyontek dan memberikan contekan ketika ulangan dan tugas-tugas. Semangat belajar, menghormati dan menghargai guru, mengerjakan PR di rumah, tidak menyontek dan memberikan contekan saat ujian dan tugas.
Rumah Melawan orang tua, malas, berbohong kepada orang tua, tidak mengasihi anggota keluarga. Berbicara dengan hormat dan santun, jujur, mengasihi keluarga, dan lain-lain.
Pergaulan Gosip, nongkrong untuk tujuan membuang-buang waktu/tidak tepat, seperti merokok, menonton film porno, menggunakan narkoba, dan lain-lain, mengucapkan kata-kata kasar, jorok, atau kata-kata kosong. Tidak membicarakan keburukan orang lain dibelakang, boleh ngobrol-ngobrol/kumpul dengan teman tetapi tidak perlu terlalu sering apalagi jika ternyata ngumpul hanya untuk melakukan hal-hal yang dosa/negatif/tidak berguna.
Kerohanian Tidak saat teduh, bolos pelajaran agama Kristen/Katholik, tidak mau ikut Rohkris, malas/lupa berdoa, malas ke gereja, dan lain-lain. Rutin saat teduh berkualitas, mengikuti pelajaran agama dan Rohkris dengan baik, mau dibina lewat KK dan Stufell, hadir ibadah minggu, dan lain-lain.

(Dimuat di Buku Acara Retret Kelompok Kecil Siswa 2016)

BAGIKAN: